IHSG Sudah Lompat 10%, BEI: Ikut Indeks Dunia yang Kemarin Meroket
Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (26/3) pagi naik signifikan setelah rentetan koreksi yang cukup dalam lebih dari sepekan terakhir. Adapun hingga pukul 11.30 IHSG telah melesat naik 10,3% ke level 4.343,12.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo mengatakan bahwa kinerja indeks hari ini lantaran kemarin bursa saham dunia naik signifikan, sedangkan perdagangan saham dalam negeri libur memperingati Hari Raya Nyepi.
"Bursa-bursa utama dunia mencatatkan kenaikan tajam, terutama di AS (Amerika Serikat) karena solusi pemberian insentif ekonominya sudah disetujui. Jadi, kali ini IHSG juga mengikuti pola pergerakan indek dunia yang ada," kata Laksono.
Bursa saham AS pada Selasa ditutup dengan indeks Dow Jones lompat hingga 2.112,98 poin atau 11,36%. Kemudian indeks S&P 500 naik 9,38% dan Nasdaq naik 8,12%. Walaupun semalam kenaikannya lebih terbatas dengan Dow Jones hanya naik 2,39%, S&P 500 naik 1,15%. Sementara Nasdaq malah turun 0,45%.
(Baca: Ditopang Efek Stimulus AS, IHSG Meroket 7% hingga Tembus Level 4.000)
Sama halnya dengan bursa saham Asia yang kemarin naik tajam mengikuti laju Wall Street. Namun pagi ini beberapa bursa saham Asia terkoreksi, seperti Straits Times turun 0,22%, Shanghai turun 0,18%, dan Nikkei 225 turun 2,38%.
Sementara indeks PSEi di bursa Filipina melesat 5,8%, indeks Kospi di bursa Korea Selatan naik 1,13%, KLSE di bursa Malaysia naik 0,77%, indeks SET di bursa Thailand naik 1,36%, serta indeks ASX di bursa Australia naik 3,11%.
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus pun sepakat dengan BEI. Nico mengatakan bahwa salah satu faktor pendorong kenaikan IHSG pagi ini yaitu kesepakatan antara pemerintah AS dengan senat terkait stimulus ekonomi sebesar US$ 2 triliun atau sekitar Rp 32.600 triliun (kurs Rp 16.300/US$).
"Ini merupakan paket stimulus terbesar sepanjang sejarah AS, dan hal ini dilakukan untuk melawan efek dari wabah virus corona," kata Nico dalam risetnya hari ini.
(Baca: IHSG Anjlok, Harga Saham 8 Perusahaan Justru Meroket di Atas 20%)
Sementara dari dalam negeri, pemerintah juga telah menyiapkan berbagai stimulus, salah satunya dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT) untuk membantu daya beli masyarakat yang turun lantaran menurunnya aktivitas ekonomi akibat pandemi corona.
"Dengan maksud untuk mendorong daya beli masyarakat, setidaknya akan memberikan harapan supaya ekonomi dalam negeri tidak terpuruk terlalu jauh," kata Nico.