Sentimen Negatif Buat Dana Asing Kabur Rp 578 M, IHSG Sesi I Anjlok 3%

Ihya Ulum Aldin
16 April 2020, 12:56
ihsg hari ini, ihsg sesi i, modal asing, sentimen negatif pasar
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/pd.
IHSG sesi I Kamis (16/4) anjlok 3,14% ke level 4.480,86 ditekan berbagai sentimen negatif yang membuat dana asing mengalir deras keluar pasar saham.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi pagi Kamis (16/4) anjlok hingga 3,14% menyentuh level 4.480,86. Berbagai sentimen negatif membayangi laju IHSG dan bursa Asia lainnya, yang membuat modal asing mengalir deras keluar pasar saham dalam negeri.

Hingga siang ini, terjadi aliran modal asing keluar dari pasar saham hingga Rp 576 miliar. Investor asing melakukan penjualan bersih (net sell) saham di pasar reguler hingga Rp 578 miliar. Dua saham bank besar menjadi sasaran jual investor asing dengan nilai net sell paling besar.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) berada di urutan teratas dengan net sell asing Rp 259 miliar, sedangkan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dijual investor asing dengan nilai bersih Rp 162 miliar.

Harga saham BBRI pun turun hingga 5,8% menjadi Rp 2.600 per saham. Sedangkan harga saham BBCA turun 3,92% menjadi Rp 26.350 per saham.

(Baca: Investor Cermati Dampak Corona ke Ekonomi, IHSG Diramal Kembali Turun )

Pada sesi pertama ini, sebanyak 4,16 miliar unit saham yang diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp 3,38 triliun, dan dengan frekuensi 366.282 kali. Sebanyak 272 saham nilainya turun, 105 saham naik, dan 116 lainnya stagnan.

Sektor konsumer menjadi sektor yang paling jeblok, turun hingga 3,97%. Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) memimpin koreksi sektor ini dengan turun 5,38% menjadi Rp 6.600 per saham. Kemudian saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) juga turun 5,78% menjadi Rp 1.140 per saham.

Saham lainnya yaitu PT H.M. Sampoerna Tbk (HMSP) turun 3,11% menjadi Rp 1.560 per saham, sedangkan saham kompetitornya PT Gudang Garam Tbk (GGRM) anjlok hingga 5,36% menjadi Rp 45.050 per saham.

Namun IHSG tidak sendirian. Mayoritas bursa saham di kawasan Asia juga terkoreksi. Hingga berita ini ditulis, indeks PSEi di bursa Filipina anjlok hingga 7,07%, indeks Nikkei 225 di Jepang turun 1,53%, indeks SET di Thailand turun 1,63%, indeks Hang Seng di Hong Kong turun 0,71%, sedangkan Kospi turun tipis 0,03%.

(Baca: Cuti Bersama Mundur Akhir Tahun, BEI Sesuaikan Jadwal Libur Bursa)

Sedangkan indeks Straits Times Singapura dan Shanghai Composite di Tiongkok bergerak cukup fluktuatif. Keduanya mengawali perdagangan dari zona merah, namun saat ini masing-masing terpantau naik 0,41% dan 0,07%.

Berbagai Sentimen Negatif yang Bayangi Indeks

Situasi dan kondisi yang diakibatkan oleh wabah virus corona, membuat perekonomian AS tertekan, khususnya data ekonomi mengenai penjualan retail yang mengalami penurunan hingga 8,7%, penurunan ini merupakan yang terdalam sejak 1992 silam.

Tidak hanya terkait data perekonomian AS saja, keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menghentikan dana bagi organisasi kesehatan dunia (WHO) menuai kecaman dunia internasional. Mereka mengkritik keputusan Trump ketika seharusnya semua pihak saling membantu di tengah pandemi virus corona Covid-19.

(Baca: IHSG Ditutup Anjlok 1,71% Tertekan Data Neraca Perdagangan Maret 2020)

Di luar itu, harga minyak dunia bergerak jatuh lebih dari 6% pada perdagangan hari ini (16/4). Harganya diperkirakan masih akan tertekan karena penurunan permintaan akibat perlambatan ekonomi global, karena pandemi corona.

Melambatnya perekonomian membuat permintaan minyak terus menurun. International Energy Agency (IEA) mengatakan, permintaan kurang dari 29 juta barel per hari atau terendah sejak 1995. Di satu sisi, "stok minyak mentah di AS (justru) melonjak 19 juta barel pada pekan lalu," demikian dikutip Reuters, Kamis (16/4).

Reporter: Ihya Ulum Aldin

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...