Pemerintah Inggris kucurkan Rp 127 Miliar Bantu Indonesia Capai Folu Net Sink


Pemerintah Inggris mengucurkan dana sebesar US$ 7,27 juta atau setara dengan Rp 127 miliar (kurs Rp 16.520 per US$) untuk membantu Indonesia dalam mencapai target FOLU Net Sink 2030, yakni upaya untuk mencapai penyerapan karbon bersih dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan. Dana tersebut disalurkan melalui proyek Sustainable Landscape Investment Partnership in Indonesia atau Kemitraan Investasi pada Bentang Alam Berkelanjutan (KIBAR).
Proyek didanai oleh United Kingdom Foreign, Commonwealth & Development Office (UK FCDO) melalui skema hibah dan dilaksanakan bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) dan Global Green Growth Institute (GGGI).
Menteri Kehutanan RI, Raja Juli Antoni, mengatakan proyek ini fokus memperkuat Program Perhutanan Sosial (PS) sebagai instrumen penting dalam menurunkan laju deforestasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. Inisiatif ini akan mendorong tercapainya pengelolaan hutan secara Lestari dan dapat memberikan dampak ekonomi secara langsung bagi masyarakat sekitar hutan.
“Kemitraan ini akan memperkuat ekonomi lokal melalui peningkatan produktivitas, pengembangan bisnis berbasis hutan, serta penguatan kelembagaan KUPS (Kelompok Usaha Perhutanan Sosial),” ujar Raja Juli dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (7/5).
Direktur Utama Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), Joko Tri Haryanto, mengatakan pengembangan mekanisme blended finance seperti Fasilitas Dana Bergulir (FDB) menjadi kunci keberlanjutan pendanaan sektor kehutanan.
“Pendanaan berbasis aset modal alam memiliki potensi besar dalam menjawab tantangan pembiayaan perubahan iklim, terutama pada skala usaha masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Dominic Jermey, mengatakan Inggris berkomitmen untuk mendukung strategi FOLU Net Sink Indonesia. Perhutanan sosial adalah pilar penting untuk mencapai keadilan iklim dan kesejahteraan masyarakat
“Kami bangga dapat membantu mempercepat praktik berkelanjutan yang melindungi hutan Indonesia dan mendukung pertumbuhan ekonomi hijau,” ujarnya.