India Capai Bauran Energi Terbarukan 50% Lebih Cepat dari Target 2030


India telah mencapai 50% dari kapasitas listrik terpasangnya dari sumber energi non-fosil lima tahun lebih cepat dari target tahun 2030 yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris. Pencapaian bauran energi terbarukan ini menandakan percepatan momentum dalam transisi energi bersih negara tersebut.
Pengumuman ini muncul ketika produksi energi terbarukan India meningkat pada laju tercepat sejak 2022 pada paruh pertama tahun 2025. Di sisi lain, pembangkitan listrik tenaga batu bara menurun hampir 3%.
Menurut laporan Reuters, bahan bakar fosil masih menyumbang lebih dari dua pertiga peningkatan pembangkit listrik India tahun lalu. India berencana memperluas kapasitas pembangkit berbahan bakar batu bara sebesar 80 Gigawatt (GW) pada tahun 2032 untuk memenuhi permintaan yang meningkat.
India gagal mencapai target energi terbarukan 175 GW pada tahun 2022, tetapi sejak itu meningkatkan penambahan kapasitas tenaga surya dan angin. India kini menargetkan kapasitas non-fosil sebesar 500 GW pada tahun 2030 — termasuk hidro dan nuklir.
Pemerintah India juga mendorong penyimpanan baterai, sirkularitas pada komponen tenaga surya dan angin, serta hidrogen hijau untuk memperdalam dekarbonisasi.
India menambahkan hampir 28 GW tenaga surya dan angin pada 2024 dan telah menambahkan kapasitas angin dan surya sebesar 16,3 GW pada periode Januari-Mei 2025. Jika tidak memasukkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) skala besar, kapasitas energi terbarukan India mencapai sekitar 184,6 GW hingga akhir Juni.
Transformasi Hijau Modi
“Dalam dunia yang mencari solusi iklim, India menunjukkan jalan,” kata Menteri Energi Terbarukan India Pralhad Joshi dalam sebuah unggahan di media sosial, seperti dikutip The Times of India, Senin (14/7).
Ia menyebut kemajuan tersebut berkat kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi dalam “transformasi hijau Bharat menuju masa depan yang berkelanjutan”.
Modi telah mendorong energi bersih sejak mengambil alih kendali negara pada 2014. Pada 2015, ia mendorong India bergerak dari megawatt (MW) ke gigawatt (GW) dan menaikkan target energi bersih dari 20.000 MW menjadi 175 GW pada 2022. Pada 2021, India meningkatkan ambisi pada pertemuan iklim COP 26 di Glasgow dengan mengumumkan target kapasitas energi terbarukan sebesar 500 GW pada 2030.
Selanjutnya, fokus kebijakan energi terbarukan pemerintah bergeser dari sekadar meningkatkan kapasitas energi surya atau angin menjadi mempromosikan sumber “non-bahan bakar fosil”, termasuk proyek hidro raksasa yang sebelumnya dikecualikan dalam diskursus energi bersih. Perubahan ini didorong oleh komitmen terhadap keamanan energi, aksi iklim, dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.