Metode Pertaniannya Diakui PBB untuk Produksi SAF, Brasil Rayakan Kemenangan

Hari Widowati
1 Juli 2025, 17:47
Brasil, bahan bakar penerbangan berkelanjutan, SAF, bioavtur
Vecteezy.com/Flowo Art
Menteri Energi Brasil Alexandre Silveira mengatakan keputusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengakui manfaat lingkungan dari multicropping dalam memproduksi Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (SAF) menjadi kemenangan bagi negara Amerika Selatan tersebut.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Energi Brasil Alexandre Silveira mengatakan keputusan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengakui manfaat lingkungan dari multicropping dalam memproduksi Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (SAF) menjadi kemenangan bagi negara Amerika Selatan tersebut.

Multicropping atau praktik multitanam merupakan metode di mana petani sering menanam lebih dari satu jenis tanaman di lahan yang sama.

Pengakuan ini mementahkan pengajuan keberatan dari Amerika Serikat (AS) kepada dewan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) yang beranggotakan 36 orang.

"Kemenangan di ICAO ini adalah bukti lebih lanjut bahwa Brasil adalah pemimpin besar dalam transisi energi global, dan kami memimpin dengan solusi yang berkelanjutan, adil, dan inklusif," kata Menteri Pertambangan dan Energi Brasil, Alexandre Silveira, dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Reuters, Selasa (1/7).

Pemerintah Brasil mengatakan ICAO memutuskan mengakui manfaat multicropping untuk memproduksi SAF, pada Jumat (27/6). Namun, ICAO belum dapat memberikan komentar atas permintaan konfirmasi dari Reuters. Departemen Luar Negeri AS juga menolak berkomentar.

Pada Maret lalu, juru bicara Departemen Luar Negeri Tammy Bruce mengatakan rekomendasi tersebut akan merugikan produsen AS dan memberikan keuntungan kepada Brasil. Ia menyebut pengakuan ICAO akan memberikan skor karbon yang lebih rendah untuk multicropping, yakni metode pertanian ketika dua atau lebih tanaman seperti jagung dan kedelai ditanam di lahan yang sama. Multicropping merupakan praktik pertanian yang umum dilakukan di Brasil.

Operator penerbangan global yang menargetkan emisi nol bersih pada 2050 didesak untuk mengganti avtur dengan alternatif yang lebih bersih namun mahal. Bahan bakar penerbangan hijau ini biasanya terbuat dari bahan seperti limbah kota atau minyak goreng.

ICAO memperkirakan biaya jangka panjang transisi hijau sektor penerbangan mencapai US$ 4,7 triliun. 

Bahan bakar penerbangan berkelanjutan global saat ini hanya menyumbang kurang dari 1% dari total penggunaan bahan bakar jet industri. Namun, produk yang dapat menghasilkan bahan bakar dengan emisi lebih rendah diperkirakan akan menemukan pasar yang berkembang karena kuota yang diterapkan di bandara-bandara Eropa, insentif pajak, dan target global.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...