ESDM Kembali Membuka Kuota Pemasangan PLTS Atap Per Juli 2025


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berencana membuka kembali kuota pemasangan pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS atap pada 1 Juli 2025. Angka kuotanya berasal dari alokasi tahun lalu.
“Sisanya kan masih sekitar 200 megawatt,” kata Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi dalam acara Human Capital Summit 2025, Rabu (4/6).
Kuota pemasangan PLTS atap ini dapat diakses masyarakat pada aplikasi PLN Mobile. “Untuk bisa memasang, ajukan dahulu kuotanya, nanti akan disetujui PLN. Setelah itu bisa dipasang sendiri atau menggunakan vendor pemasangan,” ucapnya.
Meski menggunakan sisa 2024, Eniya menyebut ESDM juga berencana menambah kuota pemasangan PLTS atap tahun ini. Hal ini disebabkan karena banyak permintaan, terutama dari sektor industri.
PLTS masuk dalam salah satu pembangkit yang akan dibangun dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034. Berdasarkan paparan Kementerian ESDM, RUPTL terbaru menargetkan penambahan pembangkit listrik naik menjadi 69,5 gigawatt (GW) hingga 2034.
Dari jumlah tersebut, 76% kapasitas pembangkit berasal dari energi baru terbarukan dan storage. Komposisinya terbagi menjadi 42,6 GW untuk pembangkit EBT (61%) dan 10,3 GW untuk storage (15%), serta pembangkit fosil 16,6 GW (24%).
Porsi pembangkit EBT ini terdiri atas beberapa jenis sumber energi. Mulai dari sumber energi surya 17,1 GW, air 11,7 GW, angin 7,2 GW, panas bumi 5,2 GW, bioenergi 0,9 GW, dan nuklir 0,5 GW.
Porsi pembangkit storage 10,3 GW terdiri atas dua jenis sumber energi, yakni baterai 6 GW dan PLTA Pumped Storage 4,3 GW. Untuk pembangkit bersumber energi fosil 16,6 GW juga terdiri atas dua jenis, yakni gas 10,3 GW dan batu bara 6,3 GW.