Indonesia Dorong Hilirisasi Rumput Laut, Gandeng AS dan Cina untuk Riset

Puja Pratama
4 Juni 2025, 12:55
Hilirisasi, rumput laut, biofuel
ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nym.
Petani memanen rumput laut di Desa Suana, Nusa Penida, Klungkung, Bali, Selasa (22/10/2024). Rumput laut tersebut dipanen setiap satu bulan sekali dengan hasil sekitar 100 kg untuk dijual ke pengepul dengan harga Rp9 ribu per kg untuk kondisi basah dan Rp18 ribu per kg untuk kondisi kering.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Indonesia akan mendorong hilirisasi rumput laut yang berpotensi diolah menjadi bahan bakar hijau (biofuel). Indonesia sebagai salah satu produsen rumput laut terbesar dunia membidik potensi ekonomi senilai lebih dari US$ 12 miliar atau Rp 195,7 triliun (kurs Rp 16.310/US$) dari nilai tambah produk ini.

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie mengatakan rumput laut merupakan salah satu dari 28 komoditas kunci hilirisasi Indonesia. Namun, riset terkait komoditas ini masih terbilang minim sehingga belum bisa menghasilkan nilai tambah yang baik.

Ia menyebutkan potensi ekonomi rumput laut saat ini adalah US$ 12 miliar atau Rp 195,7 triliun dan berpotensi terus meningkat di masa mendatang. Saat ini Asia menyumbang 97% produksi rumput laut global. Indonesia merupakan penghasil rumput laut tropis terbesar, melampaui produksi Filipina, Malaysia, Zanzibar, dan Cina.

Dalam konteks ketahanan energi, menurut Stella, biofuel generasi ketiga bisa diproduksi menggunakan rumput laut. “Kita sebagai penghasil rumput laut tropis terbesar, harus mengambil pasar ini,” kata Stella di Simposium Nasional "Sumitronomics dan Arah Ekonomi Indonesia" yang diselenggarakan Katadata, di Jakarta, Selasa (3/6).

Untuk menjamin rantai pasok rumput laut, Indonesia perlu melakukan riset dengan lebih giat. Stella mengungkapkan, baru-baru ini Kemendiktisaintek sedang menjajaki kerja sama riset rumput laut dengan Universitas Mataram, Universitas California Berkeley (AS), Beijing Genomics Institute (Cina), dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) untuk mendirikan pusat riset rumput laut.

Luhut Usulkan Bentuk Satgas Hilirisasi Rumput Laut

Program hilirisasi rumput laut sebelumnya pernah disampaikan oleh Luhut Binsar Pandjaitan ketika masih menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi di pemerintahan Presiden RI ke-7 Joko Widodo. Pada Mei 2024, Luhut menargetkan hilirisasi rumput laut bisa menghasilkan potensi ekonomi US$ 19 miliar (Rp 310 triliun) pada 2030.

Luhut juga sempat melontarkan ide untuk membuat taskforce atau satuan tugas (satgas) hilirisasi rumput laut. Satgas ini akan mendukung upaya mitigasi perubahan iklim dan mewujudkan ekonomi biru.

“Ternyata di UN (United Nations atau PBB) itu sudah ada program untuk seaweed ini. Saya akhirnya mengusulkan, kenapa kita nggak bikin task force saja mengenai seaweed? Karena dia sangat berpengaruh kepada climate change. Ini kuncinya, jadi bisnis biru atau blue economy," kata Luhut dalam unggahan di akun Instagramnya, Oktober 2024.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Puja Pratama

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...