Bank Dunia Setujui Hibah Rp 5,77 Triliun untuk Proyek PLTA di Malawi

Hari Widowati
19 Mei 2025, 08:56
Bank Dunia, PLTA, energi bersih
ANTARA/REUTERS/Johannes P. Christo
Ilustrasi Bank Dunia
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Dewan direksi Bank Dunia telah menyetujui hibah sebesar US$ 350 juta (Rp 5,77 triliun dengan kurs Rp 16.480/US$) untuk mendukung proyek penyimpanan tenaga air di Malawi. Proyek ini akan meningkatkan kapasitas pembangkit listrik di negara Afrika Selatan tersebut secara signifikan.

Bank Dunia mengatakan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Mpatamanga akan membantu memasok listrik ke lebih dari 1 juta rumah tangga baru dan menciptakan ribuan lapangan kerja. Proyek kemitraan pemerintah-swasta dengan perkiraan biaya keseluruhan lebih dari US$ 1,5 miliar (Rp 24,7 triliun) ini akan menjadi investasi asing langsung terbesar dalam sejarah Malawi.

Melansir laporan Reuters, pada September 2022, pemerintah Malawi memilih sebuah konsorsium yang terdiri atas Electricité de France dan SN Malawi BV yang dimiliki oleh British International Investment, Norfund, dan TotalEnergies, untuk memimpin pengembangan dan implementasi proyek pembangkit hidro ini.

Proyek ini akan memiliki total kapasitas pembangkit sebesar 358 megawatt (MW). Proyek ini akan menggandakan kapasitas pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang terpasang di Malawi dengan membangun dua bendungan di sepanjang Sungai Shire, di antara dua fasilitas PLTA yang sudah ada.

Menteri Energi Malawi, Ibrahim Matola, mengatakan proyek ini merupakan pilihan yang paling hemat biaya bagi negara tersebut untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat dan memperluas akses listrik.

"Setelah beroperasi, proyek ini akan membantu mendorong ketahanan energi jangka panjang dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Akses energi merupakan hal yang mendasar untuk mengurangi kemiskinan, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan menarik investasi swasta," ujar Matola seperti dikutip Waterpower Magazine.

Kemitraan Pemerintah Malawi dan IFC

Mpatamanga dikembangkan oleh Pemerintah Malawi dan International Finance Corporation (IFC) sebagai sebuah kemitraan pemerintah-swasta. Pembiayaan Mpatamanga akan berasal dari campuran hibah, ekuitas, pinjaman, dan jaminan baik dari sumber publik maupun swasta. Proyek ini akan menjadi investasi asing langsung terbesar di Malawi hingga saat ini.

Mpatamanga mencakup pembangunan bendungan utama dan pengatur di Sungai Shire. Bendungan ini akan menyediakan listrik selama jam-jam permintaan puncak dan diharapkan dapat meningkatkan keandalan jaringan listrik nasional. Proyek ini juga diharapkan dapat mendukung permintaan listrik di berbagai sektor seperti pertambangan.

"Proyek PLTA baru ini merupakan pengubah permainan bagi Malawi, yang mampu mengkatalisasi perubahan transformatif di sektor-sektor ekonomi produktif seperti pertambangan, agribisnis, dan pariwisata," ujar Nathan Belete, Direktur Divisi Bank Dunia untuk Malawi, Tanzania, Zambia, dan Zimbabwe.

Proyek energi ini seiring dengan upaya Malawi mendorong agenda pembangunan ekonomi. PLTA menjadi sumber energi baru yang bersih dan dapat diandalkan sehingga akan membantu mendorong pertumbuhan bisnis, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan taraf hidup jutaan warga Malawi.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...