Cina Operasikan Reaktor Nuklir Berbahan Bakar Torium Pertama di Dunia


Cina mencatat lompatan dalam upaya mencari energi nuklir yang lebih aman dan efisien. Di hamparan luas dan gersang Gurun Gobi, Cina mengoperasikan reaktor nuklir berbahan baku torium pertama di dunia.
Melansir laporan rudebaguette.com, torium menawarkan banyak keunggulan dibandingkan uranium, bahan bakar tradisional untuk reaktor nuklir. Salah satu alasan paling menarik untuk mempertimbangkan torium adalah ketersediaannya yang melimpah.
Sumber daya torium sekitar tiga kali lebih banyak daripada uranium, menjadikannya pilihan yang lebih berkelanjutan untuk kebutuhan energi masa depan. Selain itu, torium secara inheren lebih aman.
Sementara itu, uranium-235 sangat radioaktif dan dapat dijadikan senjata. Torium tidak dapat dibelah (fissile) dengan sendirinya dan memerlukan konversi menjadi uranium-233 untuk digunakan dalam reaktor. Proses ini secara signifikan mengurangi risiko proliferasi nuklir.
Keunggulan penting lainnya adalah pengurangan produksi limbah oleh torium. Reaktor uranium tradisional menghasilkan sejumlah besar limbah radioaktif berumur panjang. Sebaliknya, reaktor torium menghasilkan limbah yang tetap berbahaya untuk durasi yang jauh lebih singkat, meminimalkan dampak lingkungan.
Karakteristik ini menjadikan torium sebagai pilihan yang lebih ramah lingkungan. Dengan menawarkan alternatif yang lebih aman dan lebih melimpah daripada uranium, torium berpotensi merevolusi lanskap energi nuklir.
Molten Salt, Pendingin Reaktor Nuklir yang Dinilai Lebih Aman
Salah satu aspek paling inovatif dari reaktor torium baru adalah penggunaan molten salt (garam cair) sebagai pendingin. Reaktor nuklir tradisional menggunakan air untuk mendinginkan inti reaktor, tetapi hal ini memiliki risiko yang signifikan.
Air memerlukan tekanan tinggi agar tetap cair pada suhu yang ditemukan di dalam reaktor, dan setiap kebocoran dapat menyebabkan kegagalan yang katastrofik. Molten salt, di sisi lain, tetap cair pada suhu dan tekanan yang jauh lebih tinggi, sehingga mengurangi risiko kecelakaan.
Manfaat molten salt tidak hanya terbatas pada aspek keselamatan. Jika terjadi pemanasan berlebih, molten salt akan mengembang dan menghentikan reaksi nuklir, memberikan mekanisme keselamatan bawaan.
Selain itu, jika terjadi kebocoran, garam ini akan mendingin dan mengeras, secara efektif menahan bahan radioaktif. Sistem ini secara dramatis mengurangi kemungkinan terjadinya kebocoran atau meltdown, serta menjadikannya terobosan dalam teknologi keselamatan nuklir.
Cina telah mengambil peran utama dalam pengembangan dan penerapan reaktor torium. Pembangunan reaktor torium operasional pertama di Gurun Gobi menjadi bukti komitmen mereka dalam memajukan teknologi nuklir.
Proyek ini didasarkan pada penelitian dari pertengahan abad ke-20, khususnya pekerjaan yang dilakukan di Oak Ridge National Laboratory di Amerika Serikat. Namun, minat terhadap reaktor garam cair menurun di AS, sehingga Cina dapat memanfaatkan teknologi pionir ini.
Kemajuan Cina dalam teknologi thorium menyoroti visi strategis mereka untuk kemandirian energi dan keberlanjutan. Dengan berinvestasi pada reaktor torium, Cina bertujuan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menurunkan jejak karbon.
Prospek Masa Depan dan Implikasi Global
Keberhasilan Cina mengoperasikan reaktor torium memunculkan pertanyaan penting tentang masa depan energi nuklir. AS dan negara-negara lain menunjukkan minat baru pada teknologi ini. Perusahaan seperti Core Power sudah menjajaki proyek-proyek ambisius, seperti jaringan terapung reaktor garam cair, yang dapat merevolusi distribusi energi.
Implikasi dari adopsi torium secara luas sangat mendalam. Hal ini dapat menyebabkan pengurangan signifikan dalam emisi gas rumah kaca, karena tenaga nuklir tidak menghasilkan karbon dioksida selama pengoperasian. Lebih lanjut, fitur keselamatan yang ditingkatkan pada reaktor torium dapat mengurangi kekhawatiran publik tentang energi nuklir, menjadikannya opsi yang lebih layak secara politis.
Ketika negara-negara bergulat dengan tantangan perubahan iklim dan keamanan energi, torium menjadi salah satu alternatif masa depan energi baru. Di masa depan, penggunaannya kemungkinan akan semakin masif.