Eksplorasi OceanX Dorong Target Konservasi Perairan Nasional

Hari Widowati
9 Juli 2025, 11:29
OceanX, penelitian laut dalam, konservasi
Katadata/Ade Rosman
OceanXplorer, di Pelabuhan Teluk Banyur, Padang, Sumatera Barat, Minggu (23/6)
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Satu tahun setelah perjalanan eksplorasi laut Indonesia OceanX Mission dimulai, para peneliti yang tergabung dari OceanX, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Konservasi Indonesia (KI), kembali bertemu untuk menggabungkan dan mendiskusikan hasil temuan awal yang didapat dari perjalanan tersebut.

Konservasi Indonesia (KI) berharap hasil penelitian misi OceanX tersebut dapat dirangkum untuk mendukung target pemerintah Indonesia dalam pengelolaan kawasan konservasi perairan atau Marine Protected Area (MPA). KI terlibat dalam penelitian laut dalam untuk Leg-2 dan Leg-3, yakni di perairan Wilayah Pengelolaan dan Perikanan (WPP) 572, dengan cakupan area perairan Samudera Hindia sebelah Barat Sumatra dan Selat Sunda.

Senior Ocean Program Advisor Konservasi Indonesia, Victor Nikijuluw, mengatakan sebagai bentuk komitmen terhadap dukungan untuk pengelolaan perikanan yang berkelanjutan, tim peneliti menargetkan tiga keluaran utama dari hasil analisis yang sedang dilakukan. Pertama, publikasi berupa scientific paper sebagai kontribusi ilmiah yang memperkuat basis pengetahuan dalam sektor perikanan.

“Kedua, penyusunan dokumen kebijakan, baik dalam bentuk policy paper maupun policy brief, yang secara langsung ditujukan untuk mendukung pengambilan keputusan di tingkat nasional, khususnya oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)," ujar Victor dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (9/7).

Ketiga, hasil dari penelitian ini diharap dapat dikemas sebagai informasi pendukung ilmiah (support scientific information) untuk mendukung target Indonesia dalam visi MPA 30x45.

Pertemuan ini menjadi bagian dari proses tim peneliti untuk menghadirkan rekomendasi berbasis data yang dapat memperkuat sistem pengelolaan perikanan di Indonesia. Menurut Victor, salah satu pencapaian penting dalam proses ini adalah tersusunnya draf Reviu Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP) untuk Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 572 yang mencakup wilayah perairan barat Sumatra, pada dua bulan lalu. Draf tersebut telah disampaikan kepada Menteri KKP dan akan segera diaktifkan sebagai dasar kebijakan nasional.

“Namun, implementasi RPP ini masih membutuhkan dukungan data yang lebih komprehensif, termasuk data yang diperoleh langsung dari pemerintah pusat maupun daerah. Dengan dukungan informasi dan kajian ilmiah yang kuat, diharapkan pengelolaan perikanan nasional bisa menjadi lebih adaptif, terukur, dan berkelanjutan,” kata Victor.

ROV dan personel Andrew Craig Kapal OceanX
ROV dan personel Andrew Craig Kapal OceanX (Katadata/Ade Rosman)

Memetakan Kawasan dengan Kelimpahan Tinggi

Salah satu peneliti KI yang juga sebagai Senior Manager Blue Halo S, Rian Prasetia, mengatakan tim peneliti kini tengah melakukan riset ekstensif dari hasil perjalanan di sepanjang WPP 572. Dia menyebut, KI bersama BRIN, dan OceanX, secara total meneliti 26 lokasi pada Leg-2, dan sembilan lokasi di Leg-3.

“Secara total, sweeping menggunakan ROV (Remotely Operated Vehicle) yang kami lakukan saat itu mencakup area dari kedalaman 60 hingga 5.000-meter mulai dari zona mesofotik, mesopelagik, hingga batipelagik, yang secara total mencapai 26,25 kilometer," kata Rian.

Fokus riset kala itu adalah memetakan kondisi komunitas bentik dan nekton yang termasuk kelompok ikan laut dalam. Saat ini keberadaan data-data terkait kelompok ikan laut dalam masih sangat minim.

Lebih lanjut, Rian menceritakan, data yang dikumpulkan berasal dari ribuan jam rekaman footage bawah laut, yang membutuhkan proses identifikasi taksonomi yang sangat detail dan cukup memakan waktu. Meskipun analisis menyeluruh masih berlangsung, beberapa temuan awal sudah mulai menunjukkan potensi penting kawasan ini, baik dari segi ekologi maupun perikanan.

“Dari 35 lokasi yang ditemukan itu ada sekitar sembilan lokasi yang memiliki kelimpahan tinggi. Tapi menariknya ini semuanya ada di kedalaman mesopelagik, yaitu sekitar 150 hingga 1.000 meter," ujarnya. 

Lokasi-lokasi yang memiliki kelimpahan tinggi berada di sebelah Selatan perairan Nias, Pulau Siberut, hingga daratan Sumatera. "Temuan di wilayah ini adalah teripang yang melimpah,” ungkap Rian. Pada kedalaman 1.000 hingga 5.000 meter, ekspedisi ini menemukan beberapa fauna seperti pari dan hiu.

Melalui ekspedisi OceanX Mission ini, para peneliti berharap dapat menyumbangkan data ilmiah penting untuk mendukung kebijakan perikanan dan pembentukan kawasan konservasi baru. Kelak, data-data ini akan menjadi bagian dari strategi pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan dan berbasis biodiversitas.

Sinergi Penelitian Laut Dalam dan Daratan

Meski fokus penelitian dilakukan di laut dalam, ada juga penelitian yang dilakukan di daratan. Sinergi dua kawasan ini dilakukan tentunya untuk memperkuat hasil riset.

Ketua Kelompok Riset Biodiversitas Spesies Endemik Fauna Akuatik BRIN, Gunawan Muhammad, mencontohkan tentang penelitian yang dilakukan timnya dalam mempelajari struktur populasi dari tiga spesies tuna, yaitu yellow fin tuna, skip jack tuna, dan mackarel tuna di perairan Sumatera.

“Kami melakukan sampling dari ketiga spesies tuna sebanyak 781 sampel garis panjang perairan Sumatera, kemudian kami melakukan ekstraksi DNA. Tujuan utamanya, kami ingin melihat apakah struktur populasi tuna yang didapatkan oleh nelayan di sepanjang pantai Sumatra itu berasal dari populasi yang sama atau berbeda,” kata Gunawan.

Dia memastikan riset genetika populasi dalam ekspedisi Ocean X ini punya peranan yang sangat penting dalam penyusunan MPA. “Jika ternyata disimpulkan bahwa mereka berasal dari populasi yang sama, manajemen MPA dapat disamakan di semua wilayah MPA. Data yang kami hasilkan ini nantinya akan membantu pemerintah dalam menyusun kebijakan di MPA itu sendiri,” tutur dia.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...