KLH: Sampah Plastik di Laut Bawa Dampak Buruk Ekonomi dan Polusi Lintas Batas


Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyebutkan sampah plastik di laut tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga memberikan dampak pada ekonomi lewat peningkatan biaya pengelolaan sampah dan kesehatan.
"Sampah plastik juga berdampak pada ekonomi karena biaya pengelolaan sampah akan meningkat serta biaya kesehatan termasuk pemrosesan akhir di daerah yang berada di pesisir juga meningkat," kata Deputi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLH Rasio Ridho Sani di Jakarta dikutip Antara, Senin (2/6).
Dia menjelaskan terdapat urgensi menghentikan peningkatan timbulan sampah plastik karena dampaknya terhadap lingkungan dan perekonomian. Dia juga menyoroti keberadaan sampah plastik dapat meningkatkan biaya operasional pelayaran dan penangkapan ikan serta menurunkan pendapatan nelayan akibat turunnya jumlah tangkapan ikan.
"Komitmen pemerintah sangat jelas di dalam RPJMN khususnya Perpres Nomor 12 Tahun 2025 di mana target tahun 2025 persentase sampah terkelola mencapai 51,21 persen dan target 2029 persentase sampah terkelola mencapai 100 persen," tuturnya.
Rasio menambahkan upaya pengurangan sampah plastik perlu digencarkan karena terus mengalami peningkatan dan menjadi polusi lintas batas negara (transboundary polution). Menurutnya, sampah plastik menjadi ancaman karena timbulan sampah plastik secara nasional terus mengalami peningkatan, dari 11 persen pada 2010 menjadi 19,26 persen pada 2023.
Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), dari 34,2 juta ton sampah yang dilaporkan dari 317 kabupaten/kota pada 2024, sebanyak 19,74 persen di antaranya adalah sampah plastik. Timbulan sampah plastik berada di peringkat kedua jenis sampah terbesar setelah sisa makanan dengan persentase 39,26 persen.
"Dari sampah plastik yang ada baru 7 persen didaur ulang, jadi sebagian besar sampah plastik ini masuk ke lingkungan. Kalau seandainya sampah plastik ini tidak kita tangani dengan serius maka jumlah sampah plastik yang akan mengancam lingkungan bisa mencapai 50 persen dari sampah yang ada," kata Rasio.
Sampah Plastik di Laut Bertambah
Data United Nations Environment Programme (UNEP) memperkirakan pada 2020 terdapat 9-14 juta ton sampah plastik berakhir di lautan, yang dapat bertambah menjadi 23-37 juta ton pada 2040 dan 155-265 juta ton sampah plastik di laut pada 2060.
Untuk itu, langkah pencegahan untuk menekan timbulan sampah plastik terus dilakukan. Dimulai dari KLH yang terus mendorong pertanggungjawaban produsen yang memiliki produk plastik sekali pakai untuk melakukan pengumpulan dan menghentikan impor sampah plastik untuk bahan baku daur ulang.
KLH juga mendukung pemerintah daerah yang berupaya membatasi plastik sekali pakai, termasuk larangan penggunaan kantong plastik di sejumlah wilayah.