Strategi Pupuk Kaltim Turunkan 32% Emisi Karbon pada 2030


PT Pupuk Kalimantan Timur atau Pupuk Kaltim menargetkan pengurangan emisi CO2 hingga 32% pada 2030 sesuai dengan Roadmap Dekarbonisasi perusahaan. Selain itu, Pupuk Kaltim juga menargetkan dapat mencapai target nol emisi karbon (NZE) pada 2060.
"Target penurunan emisi sebesar 32% yang diusung Pupuk Kaltim akan dicapai melalui serangkaian program strategis yang berfokus pada efisiensi energi, pemanfaatan energi terbarukan, serta penerapan ekonomi sirkular di lini produksi," ujar Senior Vice President Pengembangan & Portofolio Bisnis Pupuk Kaltim, Propan Weber Suhardiyatno dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (21/5).
Propan mengatakan program prioritas yang dilakukan Pupuk Kaltim di bidang dekarbonisasi adalah melalui proyek Co-firing Coal dengan biomassa di pembangkit tenaga uap (boiler) yang dimiliki perusahaan. Co-firing merupakan proses substitusi bahan bakar menggunakan biomassa secara parsial.
“Proyek tersebut dijalankan di boiler batubara milik Pupuk Kaltim yang memiliki kapasitas 220x2 ton per jam,” ujar Propan.
Kurangi Emisi Karbon hingga 2030
Melalui proyek tersebut, perusahaan diperkirakan mampu mengurangi emisi karbon sebesar 59.000 ton karbon dioksida (CO2) per tahunnya pada 2030. “Kami memiliki target dekarbonisasi dengan co-firing. Dengan pengurangan 5% saja batubara, kami bisa mengurangi hingga 59.000 ton emisi CO2 per tahunnya,” kata Propan.
Perusahaan melakukan inisiatif lain dalam bidang dekarbonisasi, melalui pembangunan pabrik soda ash yang mengusung konsep ekonomi sirkular dan diproyeksikan dapat menyerap sekitar 174.000 ton CO2 per tahun.
Selain itu, perusahaan juga mengadopsi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap dengan target penurunan emisi sebesar 900 ton CO2 pada 2030, serta mengoperasikan kendaraan listrik untuk keperluan operasional yang ditargetkan mampu mengurangi emisi hingga 110 ton CO2 di tahun yang sama.