GoTo dan AMSI Kembangkan Sahabat-AI untuk Dukung Media dan Bahasa Lokal


Konferensi CTRL+J Asia Pacific 2025 yang digelar selama tiga hari pada 22–24 Juli di Hotel Le Meridien, Jakarta, berhasil merumuskan sejumlah kesepakatan penting untuk memperkuat ekosistem informasi yang kredibel dan bertanggung jawab di era kecerdasan buatan (AI).
Salah satu poin utama yang disepakati adalah pentingnya kolaborasi antara media independen dan perusahaan teknologi lokal untuk menjaga etika, keberlanjutan bisnis media, serta kepentingan publik dalam lanskap informasi yang kian terdampak teknologi.
Konferensi ini diselenggarakan oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan International Fund for Public Interest Media (IFPIM), dengan tujuan mempertemukan jurnalis, akademisi, pegiat media, dan pelaku teknologi dari kawasan Asia Pasifik.
Diskusi selama tiga hari difokuskan pada penguatan kolaborasi lintas negara guna membangun masa depan jurnalisme yang berkualitas di tengah penetrasi AI yang masif.
Sahabat-AI: Teknologi Lokal untuk Kebutuhan Kontekstual
Dalam sesi fireside chat bertajuk "Membangun Teknologi Lokal dan Membentuk Ulang Hubungan antara Media dan Teknologi" pada hari kedua konferensi, kolaborasi antara media dan teknologi lokal dipaparkan secara konkret lewat pengembangan Sahabat-AI, produk AI open-source yang digagas oleh GoTo Group.
“Indonesia adalah salah satu pengguna AI terbesar di dunia, namun masih sangat tergantung pada model LLM global yang tak selalu memahami konteks budaya dan bahasa lokal,” ujar Henky Prihatna, Head of Partnerships GoTo Group.
Henky menjelaskan bahwa Sahabat-AI hadir untuk menjawab kebutuhan tersebut, dengan mendukung lima bahasa lokal — Indonesia, Jawa, Sunda, Bali, dan Batak.
Teknologi ini dikembangkan lewat kolaborasi lintas sektor, mulai dari perusahaan infrastruktur seperti Indosat, hingga kemitraan konten dengan media nasional seperti Tempo, Republika, Hukumonline, dan KG Media.
Kolaborasi juga melibatkan perguruan tinggi seperti UI, UGM, ITB, IPB, USU, dan UNUD, yang memungkinkan mahasiswa berkontribusi langsung dalam pengembangan teknologi bersama tim GoTo. Hal ini menjadikan Sahabat-AI sebagai produk gotong royong antara sektor swasta, media, dan akademisi.
Inisiatif seperti Sahabat-AI disambut positif oleh AMSI sebagai bentuk pengembangan AI yang etis, inklusif, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.
“Kolaborasi media independen dan perusahaan teknologi lokal membuka peluang untuk mencari model bisnis baru yang menjawab perubahan perilaku publik dalam mengakses informasi,” ujar Citra Prastuti, Pemimpin Redaksi KBR Media sekaligus Wakil Ketua Umum AMSI.
Menurut Citra, model bisnis ini akan menjadi kunci agar jurnalisme tetap relevan dalam ekosistem informasi baru di era AI.