Pendapatan Induk Google Rp 1.537 Triliun Berkat AI dan Iklan di YouTube

Kamila Meilina
25 Juli 2025, 12:55
google untung berkat ai, pendapatan google, ai,
Context.id
Cara buat video AI realistis dengan Google Veo 3
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Induk Google yakni Alphabet mencatatkan pendapatan US$ 96,43 miliar atau Rp 1.573 triliun (kurs Rp 16.320 per US$) pada kuartal II. Hal ini didorong oleh bisnis komputasi awan atau cloud berkat tingginya permintaan layanan AI dan iklan YouTube.

Pendapatan induk Google itu tumbuh 14% dari tahun ke tahun alias year on year (yoy). Pertumbuhan dan nilainya melebihi perkiraan analis di Wall Street, yang membuat harga saham perusahaan meroket.

Laba bersih Alphabet meningkat hampir 20% yoy menjadi US$ 28,2 miliar atau Rp 460 triliun. “Kami memiliki kuartal yang menonjol, dengan pertumbuhan yang kuat di seluruh perusahaan,” ujar kata CEO Alphabet dan Google Sundar Pichai, dikutip dari Variety, Rabu (23/7).

Analis di Wall Street menyoroti pendapatan iklan YouTube US$ 9,8 miliar atau Rp 160 triliun atau tumbuh 13% yoy. “TV sekarang menjadi platform terbesar untuk menonton YouTube, dan itu pasti datang dengan mengorbankan jaringan tradisional,” Pichai menambahkan.

YouTube yang tahun ini merayakan ulang tahun ke-20, kini telah menjadi tuan rumah bagi lebih dari 20 miliar video. YouTube Shorts, fitur video pendek, mencatatkan lebih dari 200 juta penayangan harian.

Google akan memperkenalkan sejumlah inovasi di bidang vid eo pada konferensi Google I/O pada Mei, salah satunya Flow, alat pembuat film berbasis AI yang didukung oleh model video generatif Veo

Pendapatan Google Naik Berkat AI

Analis di Wall Street juga menyoroti pendapatan Google Cloud US$ 13,62 miliar atau Rp 222 triliun atau tumbuh 32%. Pekan lalu, OpenAI mengumumkan rencana penggunaan infrastruktur awan Google untuk layanan ChatGPT.

“Kami sangat senang dapat bermitra dengan mereka,” kata Sundar Pichai.

Ia menambahkan bahwa teknologi AI memberikan dampak positif di seluruh lini bisnis Google, termasuk pada YouTube dan layanan berlangganan.

Alphabet juga meningkatkan belanja modal alias capital expenditure dari rencana awal US$ 75 miliar menjadi US$ 85 miliar sepanjang tahun ini.

Dikutip dari CNBC Internasional, unit pencarian dan periklanan perusahaan masih menunjukkan pertumbuhan di kuartal kedua, meskipun persaingan di bidang AI semakin ketat. Unit pencarian perusahaan menghasilkan US$ 54,19 miliar dan periklanan tumbuh menjadi US$ 71,34 miliar, naik 10,4%.

Induk Google mengatakan segmen “Other Bets” yang mencakup unit mobil swakemudi Waymo dan unit ilmu hayati Verily, menghasilkan pendapatan US$ 373 juta naik dari US$ 365 juta tahun lalu.

AI Overviews, produk pencarian AI Google yang merangkum hasil pencarian, kini memiliki lebih dari dua miliar pengguna bulanan di lebih dari 200 negara dan wilayah. Angka ini meningkat dari 1,5 miliar pengguna bulanan pada kuartal pertama.

Aplikasi Gemini, yang memiliki chatbot AI milik perusahaan, sekarang memiliki lebih dari 450 juta pengguna aktif bulanan.

Ketika ditanya tentang pengeluaran besar untuk merekrut ahli AI, Kepala Keuangan Alphabet Anat Ashkenazi memastikan perusahaan berinvestasi secara tepat untuk menggaet orang-orang terbaik di industri ini.

Google merekrut CEO Windsurf Varun Mohan dan beberapa peneliti top lainnya di perusahaan rintisan pengkodean AI, sebagai bagian dari kesepakatan US$ 2,4 miliar yang juga mencakup pemberian lisensi pada teknologi.

Total beban operasional induk Google meningkat 20% menjadi US$ 26,1 miliar. Kenaikan terbesar yakni pengeluaran untuk urusan hukum dan lainnya.

“Beban operasional bisa naik pada kuartal ketiga karena beberapa alasan, salah satunya dampak negatif pada periklanan,” kata Ashkenazi dikutip dari CNBC Internasional.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Kamila Meilina

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...