CEO Nvidia Pilih Pelajari Ilmu Fisika Ketimbang Coding, Antisipasi AI Canggih

Desy Setyowati
25 Juli 2025, 07:30
CEO Nvidia Jensen Huang pilih belajar ilmu fisika ketimbang coding,
Katadata/Fauza
CEO Nvidia Jensen Huang dalam acara Indonesia AI Day yang digelar Indosat, Kamis (14/11/2024).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

CEO Nvidia Jensen Huang mengungkapkan mata kuliah yang akan dia dalami jika menjadi mahasiswa saat ini, yakni ilmu fisika. Hal ini berkaitan dengan era AI berikutnya, yang lebih canggih dari ChatGPT.

Ilmu fisika biasanya ada pada jurusan kuliah Fisika, Geofisika, Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Nuklir atau Astronomi.

Mata kuliah itu ia pilih ketimbang pemrograman maupun coding yang biasanya dipelajari mahasiswa jurusan Teknik Informatika, Sistem Informasi, Rekayasa Perangkat Lunak, maupun Teknik Komputer.

“Untuk Jensen Huang yang masih muda, berusia 20 tahun, yang sekarang ini lulur, dia mungkin akan memilih ilmu fisika ketimbang perangkat lunak atau software,” kata CEO Nvidia ketika ditanya wartawan dalam perjalanan ke Beijing, Cina, dikutip dari The Economic Times, Selasa (22/7).

Jensen Huang lulus kuliah pada usia 20 tahun. Pemilik perusahaan termahal di dunia ini memperoleh gelar sarjana teknik elektro dari Oregon State University pada 1984  dan gelar master dari Stanford University pada 1992, menurut profil LinkedIn.

Ia mendirikan Nvidia bersama rekan engineer, Chris Malachowsky dan Curtis Priem pada April 1993, sambil makan malam di restoran Denny’s di San Jose, California. Kini Nvidia menjadi perusahaan pertama di dunia yang mencapai kapitalisasi pasar US$ 4 triliun.

Jensen Huang tidak memerinci alasan dirinya memilih ilmu fisika, jika masih berkuliah saat ini. Berbeda dengan ilmu hayati, ilmu fisika memiliki cabang ilmu yang luas, yang berfokus pada studi sistem tak hidup, meliputi fisika, kimia, astronomi, dan ilmu bumi.

Namun ia pernah menyampaikan, selama satu setengah dekade terakhir, dunia telah bergerak melalui beberapa fase kecerdasan buatan. “AI modern baru benar-benar muncul sekitar 12 hingga 14 tahun yang lalu, ketika AlexNet muncul dan visi komputer mengalami terobosan besar,” ujar CEO Nvidia dalam The Hill & Valley Forum di Washington DC, Amerika Serikat, pada April, dikutip dari CNBC Internasional.

Bos Nvidia Sebut Era Robot AI Segera Hadir

AlexNet adalah model komputer yang diluncurkan selama kompetisi pada 2012 yang menunjukkan kemampuan mesin untuk mengenali gambar menggunakan mesin pembelajaran alias machine learning. Hal ini memicu tren AI modern.

“Gelombang pertama disebut ‘AI Persepsi’,” kata Jensen Huang. Periode kedua yakni AI generatif seperti ChatGPT, yang belajar memahami makna informasi dan menerjemahkannya ke dalam berbagai bahasa, gambar, kode, dan lainnya.

“Kita sekarang berada di era yang disebut ‘AI Penalaran’ di mana kini ada AI yang mampu memahami, menghasilkan, dan memecahkan masalah, serta mengenali kondisi yang belum pernah kita lihat sebelumnya,” ujarnya. AI, dalam bentuknya saat ini, dapat memecahkan masalah menggunakan penalaran.

“AI penalaran memungkinkan kita menghasilkan semacam robot digital. Kami menyebutnya Agen AI,” Huang menambahkan. Agen AI ini pada dasarnya adalah robot tenaga kerja digital yang mampu bernalar.

Saat ini, agen AI menjadi fokus utama banyak perusahaan teknologi, seperti Microsoft dan Salesforce .

Jensen Huang memperkirakan gelombang berikutnya yakni AI fisik. “Gelombang berikutnya mengharuskan kita memahami hal-hal seperti hukum fisika, gesekan, inersia, sebab dan akibat,” kata Jensen Huang.

Kemampuan penalaran fisik, seperti konsep kekekalan objek, atau fakta bahwa objek tetap ada meskipun tidak terlihat, akan menjadi hal penting dalam fase kecerdasan buatan berikutnya, ujarnya.

Penerapan penalaran fisika meliputi memprediksi hasil, seperti di mana bola akan menggelinding, memahami seberapa besar gaya yang dibutuhkan untuk mencengkeram suatu objek tanpa merusaknya, dan menyimpulkan keberadaan pejalan kaki di belakang mobil.

“Dan ketika Anda mengambil AI fisik itu dan kemudian memasukkannya ke dalam objek fisik yang disebut robot, Anda mendapatkan robotika,” Huang menambahkan. “Ini sangat, sangat penting bagi kami sekarang, karena kami sedang membangun pabrik di seluruh Amerika Serikat.”

“Jadi harapannya, dalam 10 tahun ke depan, seiring kita membangun pabrik dan pabrik generasi baru ini, semuanya sangat robotik dan membantu kita mengatasi kekurangan tenaga kerja parah yang terjadi di seluruh dunia,” kata Huang.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...