Telkom Resmikan Cable Landing Station di Minahasa, Hubungkan Asia - Amerika

Kamila Meilina
23 Juli 2025, 13:39
Telkom Indonesia lewat anak perusahaannya PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) resmi mengoperasikan Cable Landing Station (CLS) terbaru di Kalasey, Minahasa, Sulawesi Utara.
Telkom
Telkom Indonesia lewat anak perusahaannya PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) resmi mengoperasikan Cable Landing Station (CLS) terbaru di Kalasey, Minahasa, Sulawesi Utara.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Telkom Indonesia lewat anak perusahaannya PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) resmi mengoperasikan Cable Landing Station (CLS) terbaru di Kalasey, Minahasa, Sulawesi Utara.

CLS Manado-Minahasa menjadi salah satu titik pendaratan utama proyek Bifrost. Sistem kabel laut ini dikembangkan melalui kolaborasi antara Telin, Keppel, dan Meta.

Sistem ini menghubungkan Asia Tenggara langsung dengan Amerika Utara lewat jalur strategis seperti Laut Jawa dan Laut Sulawesi sehingga memperkuat posisi Indonesia dalam ekosistem trafik data internasional.

Perencanaan proyek Bifrost dimulai sejak 2021. Setelah tahap pemilihan lokasi dan peletakan batu pertama pada Oktober 2024, pendaratan kabel berhasil dilakukan di Jakarta dan Minahasa pada awal 2025. Fasilitas di Minahasa ini kini telah aktif dan terhubung dengan jaringan Telkom.

Direktur Wholesale & International Service Telkom, Honesti Basyir, menyebut pembangunan CLS ini sebagai bagian dari upaya memperluas kapasitas jaringan dan mengakomodasi pertumbuhan lalu lintas data internasional. Ia juga menyebut fasilitas ini disiapkan untuk mendukung sistem kabel lain di masa depan.

“Dengan akses langsung lintas Pasifik melalui Bifrost dan kesiapan untuk kabel-kabel internasional berikutnya, kami membangun pondasi kuat bagi konektivitas, inovasi, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Basyir, dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (23/7).

CEO Telin, Budi Satria Dharma Purba, mengatakan CLS Manado-Minahasa didesain untuk mendukung beberapa sistem kabel sekaligus. Fasilitas ini dilengkapi dengan Beach Man Hole (BMH) dan jaringan front-haul untuk menunjang operasional dan ekspansi.

“Dengan mendukung Bifrost dan sistem kabel lainnya di masa depan, kami menghadirkan konektivitas yang lebih luas, mendorong inovasi, dan membuka peluang ekonomi di kawasan Asia Pasifik,” kata Budi.

Proyek Bifrost sendiri merupakan bagian dari upaya kolaboratif lintas negara dan sektor untuk mengantisipasi meningkatnya permintaan konektivitas global. Sistem ini juga ditujukan untuk menambah jalur alternatif pengiriman data guna meningkatkan ketahanan jaringan internasional.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Kamila Meilina
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...