Bos Nvidia Tepis Riset soal AI Bikin Otak Tumpul

Desy Setyowati
23 Juli 2025, 08:00
ceo nvidia jensen huang sebut ai tak bikin otak tumpul,
Fauza Syahputra|Katadata
Founder & CEO NVIDIA, Jensen Huang menyampaikan paparan pada acara Indonesia AI Day di The Tribrata Hotel and Convention Center Darmawangsa, Jakarta, Kamis (14/11/2024).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

CEO Nvidia Jensen Huang menepis studi Massachusetts Institute of Technology atau MIT terbaru yang menunjukkan bahwa AI mengurangi kemampuan kognitif. Menurut dia, teknologi ini justru meningkatkan kemampuan berpikir.

Jensen Huang yang memiliki kekayaan US$ 149,2 miliar versi Forbes, mengatakan dirinya menggunakan Al setiap hari. Teknologi ini membantu dirinya memecahkan masalah yang tidak dapat ia selesaikan sendiri.

"Saya belum melihat penelitian mereka (MIT), tetapi harus saya akui, saya menggunakan AI secara harfiah setiap hari," ujar Jensen Huang dalam acara ‘Fareed Zakaria GPS’ CNN, dikutip dari The Economic Times, Selasa (22/7).

"Saya rasa kemampuan kognitif saya benar-benar berkembang, dan alasannya adalah karena saya tidak meminta AI untuk berpikir demi saya,” Jensen Huang menambahkan.

Studi dari para peneliti di Media Study MIT, yang menganalisis 54 subjek yang menulis esai SAT atau Scholastic Assessment Test menggunakan ChatGPT, Google Search, atau tanpa alat bantu apa pun, menunjukkan hasil yang mengkhawatirkan.

Para peneliti menggunakan EEG atau elektroensefalografi untuk merekam aktivitas otak para penulis di 32 area. Mereka menemukan bahwa dari ketiga kelompok itu, pengguna ChatGPT memiliki keterlibatan otak terendah dan secara konsisten berkinerja buruk pada tingkat neural, linguistik, dan perilaku.

Selama beberapa bulan, pengguna ChatGPT menjadi lebih malas mengerjakan setiap esai berikutnya, seringkali terpaksa menyalin dan menempel di akhir studi.

Jensen Huang menentang metodologi penelitian dan mempertanyakan bagaimana para peserta menggunakan alat AI. "Saya tidak yakin persis apa yang digunakan orang-orang, sehingga mereka tidak perlu berpikir," ujar dia.

"Tetapi jika Anda memiliki hal yang diperlukan misalnya, gagasan untuk mendorong AI, gagasan untuk mengajukan pertanyaan. Anda menghabiskan sebagian besar waktu Anda hari ini untuk mengajukan pertanyaan kepada saya agar dapat mengajukan pertanyaan yang baik. Ini adalah keterampilan yang sangat kognitif,” Jensen Huang menambahkan.

Pemilik perusahaan termahal di dunia itu mengatakan bertanya kepada AI tidak jauh berbeda dengan upaya mendapatkan informasi pada dunia nyata. Ia mencontohkan seseorang yang bertanya kepada tiga dokter untuk memperoleh informasi yang pasti. Pengguna juga bisa bertanya ke tiga atau lebih platform AI untuk hal serupa.

"Jadi, saya pikir proses mengkritik dan mengkritisi jawaban dari pemikiran kritis Anda meningkatkan keterampilan kognitif," kata dia, sembari memberikan nasihat langsung kepada para peserta studi MIT untuk menerapkan pemikiran kritis.

"Saya tidak yakin apa yang digunakan orang-orang, sehingga mereka tidak perlu berpikir, tetapi mereka harus berpikir. Ketika saya berinteraksi dengan Al, itu seperti sistem bertanya. Anda mengajukan pertanyaan. Untuk merumuskan pertanyaan yang baik, Anda harus berpikir. Anda harus analitis. Anda harus bernalar sendiri," lanjut Huang.

"Saya pikir proses mengkritik, mengkritisi, jawaban, Anda tahu, berpikir kritis meningkatkan keterampilan kognitif. Jadi, kepada semua orang yang mengikuti tes tersebut, saya sarankan mereka menerapkan berpikir kritis," kata dia.

Cara CEO Nvidia Pakai AI

Alih-alih meminta AI berpikir untuknya, CEO Nvidia itu meminta kecerdasan buatan mengajari ia banyak hal yang belum dia ketahui atau membantu dalam memecahkan masalah.

Jensen Huang menambahkan bahwa interaksi Al yang efektif membutuhkan keterampilan kognitif yang canggih, terutama dalam merumuskan pertanyaan yang berkualitas.

"Sebagai CEO, saya menghabiskan sebagian besar waktu saya untuk bertanya, dan 90% instruksi saya sebenarnya, Anda tahu, tertukar dengan pertanyaan," kata Huang. "Saat saya berinteraksi dengan Al, itu seperti sistem bertanya. Anda mengajukan pertanyaan, jadi saya pikir untuk merumuskan pertanyaan yang baik, Anda harus berpikir, harus analitis, dan bernalar sendiri."

"Ketika Anda menerima jawaban dari AI, saya tidak akan menerimanya begitu saja. Biasanya, yang saya lakukan adalah bertanya, 'Apakah Anda yakin ini jawaban terbaik yang bisa Anda berikan?" Huang menambahkan.

Jensen Huang mengatakan terkadang dia meminta Al untuk memperlakukan dirinya seperti anak berusia 12 tahun sebelum menjawab pertanyaan.

Ini bukan pertama kalinya Jensen Huang membahas penggunaan AI secara pribadi. Pada konferensi global Milken Institute ke-28 pada Mei, ia berbagi cerita bahwa dirinya menggunakan AI sebagai tutor setiap hari.

Bos Nvidia, produsen cip itu, menyesuaikan penjelasan dengan kebutuhan belajarnya. "Di bidang yang relatif baru bagi saya, saya mungkin berkata, 'Mulailah dengan menjelaskannya kepada saya seperti saya anak berusia 12 tahun, lalu tingkatkan secara bertahap hingga ke tingkat doktor’,” kata Huang, dikutip dari Times of India.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...