Scale AI PHK 14% Karyawan, Satu Bulan Setelah Meta Investasi Rp 233 Triliun

Kamila Meilina
18 Juli 2025, 09:24
Ilustrasi Kecerdasan Buatan
Yandex
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Startup teknologi kecerdasan buatan (AI), Scale AI, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 200 karyawan penuh waktu, atau setara 14% dari tenaga kerja global. Selain itu, perusahaan juga menghentikan kerja sama dengan 500 kontraktor dari ribuan kontraktor yang dimilikinya di seluruh dunia.

PHK ini dilakukan hanya satu bulan setelah Meta Platforms Inc. menginvestasikan US$ 14,3 miliar atau setara Rp 233,4 triliun (kurs Rp16.323 per US$) dan mengambil 49% saham di Scale AI. 

Melansir dari Bloomberg, langkah restrukturisasi ini disebut bertujuan untuk merampingkan operasi bisnis, khususnya di lini pelabelan data, agar perusahaan dapat bergerak lebih cepat dan efisien.

CEO interim Scale, Jason Droege, menyatakan bahwa jumlah karyawan di unit pelabelan data telah membengkak dalam satu tahun terakhir, menyebabkan birokrasi berlebihan dan tumpang tindih dalam struktur organisasi. Ia juga mengakui adanya pergeseran permintaan pasar, yang turut mendorong keputusan PHK.

 "Terlalu banyak lapisan, birokrasi yang berlebihan, dan kebingungan yang tidak membantu tentang misi tim," tulis Droege dalam memo, dikutip dari Bloomberg News, Rabu (16/7). 

Beberapa klien besar Scale seperti OpenAI dan Google diketahui telah mengurangi kerja sama mereka, menyusul masuknya Meta sebagai investor besar. Hal ini memunculkan kekhawatiran terkait visibilitas Meta terhadap proses pengembangan AI milik para klien tersebut.

Scale AI didirikan pada 2016 dan dikenal sebagai penyedia layanan pelabelan dan anotasi data untuk pengembangan model AI. Perusahaan mencatatkan pendapatan sekitar US$ 870 juta pada 2024, dan menargetkan US$ 2 miliar tahun ini.

Meskipun terjadi pengurangan karyawan, Scale menyatakan akan tetap merekrut ratusan pegawai baru pada paruh kedua 2025 untuk mengembangkan aplikasi AI khusus dan memperluas kerja sama dengan lembaga pemerintahan, termasuk Departemen Pertahanan AS.

Perusahaan juga akan memfokuskan bisnis pelabelan datanya pada proyek-proyek strategis, seperti di bidang pengkodean, bahasa, dan audio, guna meningkatkan profitabilitas dan mempertahankan posisi di tengah persaingan dari startup lain seperti Turing, Invisible Technologies, dan Labelbox.



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Kamila Meilina

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...