Waspada, Deret Aplikasi Buatan Intelijen Israel Kumpulkan Data dan Pelacak


Beberapa aplikasi populer di ponsel Android dan iPhone ternyata berasal dari perusahaan yang didirikan oleh mantan personel militer dan intelijen Israel, termasuk dari unit cyber elit IDF, Unit 8200.
Aplikasi-aplikasi ini tampak tidak berbahaya seperti editor foto, game kasual, hingga alat transportasi. Aplikasi ini diunduh miliaran kali di seluruh dunia, termasuk oleh pengguna di Indonesia. Beberapa di antara aplikasi itu cukup populer di masyarakat Indonesia, seperti peta digital Waze dan pemetaan transportasi umum Moovit.
Berdasarkan laporan TechTrends (3/7), di balik aplikasi-aplikasi ini terdapat jaringan bisnis yang terhubung langsung dengan ekonomi militer Israel. Banyak perusahaan yang terlibat dalam pengembangan aplikasi ini dituduh menyisipkan adware, pelacak, bahkan mengumpulkan data pribadi penggunanya.
Berikut adalah beberapa aplikasi buatan Israel:
- ZipoApps: Mengembangkan aplikasi seperti Collage Maker, Instasquare, dan Simple Gallery. Perusahaan ini dikenal mengubah aplikasi gratis menjadi aplikasi dengan iklan dan pelacak setelah diakuisisi. Didirikan oleh mantan anggota Unit 8200.
- Facetune (Lightricks): Aplikasi edit wajah dengan lebih dari 50 juta unduhan. Mengakses data lokasi dan identifikasi perangkat. Pendirinya juga mantan personel Unit 8200.
- Bazaart: Editor foto bertenaga AI. Didirikan oleh mantan perwira intelijen IDF.
- Supersonic (Unity Israel): Mengembangkan game seperti Going Balls, Bridge Race, dan Build a Queen. Salah satu penerbit game terbesar di dunia. Pendirinya merupakan eks kepala operasi Angkatan Udara Israel.
- Playtika: Perusahaan game kasino seperti Slotomania dan House of Fun. Terdaftar di NASDAQ dengan pendapatan lebih dari US$2,5 miliar. Beberapa stafnya diketahui ikut wajib militer dalam konflik di Gaza.
- Crazy Labs: Mengembangkan game Phone Case DIY, Sculpt People, dan lainnya. Pendiri perusahaan ini adalah mantan tentara IDF.
- Moovit: Aplikasi transportasi publik yang juga digunakan di Jakarta. Didirikan oleh mantan personel Unit Mamram IDF.
- CallApp: Aplikasi penyaring panggilan dengan lebih dari 100 juta pengguna. Pendirinya adalah mantan anggota Unit 8200.
- Gett dan Waze: Aplikasi ride-hailing dan navigasi GPS yang juga berasal dari Israel. Waze kini dimiliki oleh Google.
Beberapa aplikasi buatan Israel tersebut dituduh mengumpulkan data pengguna, menempelkan pelacak, dan mengubah kebijakan privasi secara diam-diam pasca-akuisisi. ZipoApps dan Supersonic, misalnya, mendapat kritik terkait model pelacakan opt-in yang tidak jelas.
Pengguna disarankan untuk lebih waspada terhadap aplikasi yang diinstal di perangkat, khususnya yang diduga terhubung dengan perusahaan teknologi Israel yang melibatkan mantan personel militer. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Meninjau nama pengembang aplikasi melalui Google Play Store atau App Store.
- Mengecek profil perusahaan di platform profesional seperti LinkedIn atau Crunchbase untuk melihat latar belakang pendiri atau tim pengembang.
- Menggunakan alternatif sumber terbuka (open source) yang transparan dalam pengelolaan data pengguna.
- Mendukung pengembang yang menerapkan praktik privasi dan etika data yang baik.
Meski mendapat kritik, aplikasi-aplikasi ini terus berkembang melalui iklan besar-besaran dan kolaborasi dengan platform global seperti Google dan Facebook.