Bapak AI Geoffrey Hinton: Tukang Sedot WC Sulit Digantikan Kecerdasan Buatan

Desy Setyowati
11 Juli 2025, 07:30
Bapak AI Geoffrey Hinton sebut tukang sedot wc tak bisa digantikan ai,
YouTube The Diary of a CEO
Bapak AI Geoffrey Hinton dalam acara podcast The Diary of a CEO dengan Steven Bartlett
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Geoffrey Hinton, ilmuwan komputer Inggris - Kanada yang dikenal luas sebagai Godfather of AI atau Bapak AI menyampaikan tukang ledeng, termasuk yang membersihkan saluran pipa pembuangan seperti water closet (WC), sulit digantikan oleh kecerdasan buatan.

Hinton, yang memainkan peran kunci dalam mengembangkan sistem Al, mengundurkan diri dari jabatannya di Google pada 2023. Sejak itu, ia berbicara lebih terbuka tentang potensi bahaya dari kecerdasan buatan.

Dalam podcast The Diary of a CEO dengan Steven Bartlett, Geoffrey Hinton berbagi pandangannya tentang masa depan pekerjaan di dunia di era AI. Ia menyebut tukang ledeng sebagai salah satu karier yang mungkin aman.

Hinton menyampaikan mesin pandai berpikir, namun tidak bisa memperbaiki pipa. "Akan butuh waktu lama untuk AI menjadi sehebat kita (manusia) dalam manipulasi fisik," ujar dia dikutip dari The Economic Times, bulan lalu. "Ini pilihan  karier yang bagus.”

Namun perlu diingat perbedaan penghasilan tukang ledeng di setiap negara. Dikutip dari Robin.jobs, gaji pekerjaan ini di Jerman sekitar € 4.655 atau Rp 88,2 juta (kurs Rp 18.950 per €) per bulan.

Di Amerika, tukang ledeng dibayar US$ 30 atau Rp 487 ribu (kurs Rp 16.220 per US$) per jam menurut data ZipRecruiter. Di Kanada gajinya CA$ 32 atau Rp 380 ribu (kurs Rp 11.877 per CA$) per jam, menurut data Glassdoor.

Gaji tukang ledeng di Indonesia menurut data Jobstreet yakni Rp 4,25 juta sampai Rp 4,89 juta per bulan.

Hinton menjelaskan perpipaan sulit diotomatisasi, karena membutuhkan keahlian manual, penilaian langsung, dan kemampuan memecahkan masalah di lingkungan yang tidak terduga.

Tukang ledeng mungkin harus menyelinap di bawah wastafel, menangani tekanan air yang tidak teratur, atau memperbaiki masalah tanpa instruksi yang jelas. Menurut dia, ini merupakan tantangan yang tidak dapat ditangani oleh sistem Al saat ini.

Menurut Hinton, pekerjaan yang bergantung pada keterampilan langsung jauh lebih kecil kemungkinannya untuk digantikan oleh Al dalam waktu dekat. Meskipun mesin unggul dalam memproses data dan menghasilkan konten, mereka tetap tidak dapat memanjat tangga atau mengencangkan katup. Hal ini membuat profesi terampil seperti perpipaan, pekerjaan listrik, dan pertukangan, lebih tangguh di dunia yang semakin otomatis.

Geoffrey Hinton yakin banyak pekerjaan berbasis kantor jauh lebih rentan. Ia secara khusus menyebutkan peran seperti asisten hukum dan paralegal sebagai yang pertama kali dibentuk ulang oleh AI.

Posisi-posisi itu sering kali melibatkan tugas-tugas seperti meninjau kontrak, menganalisis dokumen, dan meringkas informasi-fungsi-fungsi yang sudah mampu dilakukan oleh model bahasa besar alias Large Language Model (LLM).

Dengan perangkat AI yang kini mampu menyusun konten hukum dan bahkan memperkirakan hasil kasus, permintaan akan peran pendukung manusia di firma hukum dapat menurun.

Hinton tidak memperingatkan pekerja kantor terkait potensi tergantikan oleh AI begitu saja. "Dalam masyarakat yang berbagi secara adil, semua orang seharusnya lebih sejahtera," ujarnya. "Tetapi jika Anda dapat menggantikan banyak orang dengan AI, maka orang-orang yang digantikan akan lebih sejahtera."

Singkatnya, meskipun AI dapat mendorong peningkatan produktivitas, manfaat tersebut mungkin tidak dirasakan secara merata oleh seluruh masyarakat.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...