Internet Iran Hampir Mati Total Usai Diserang Israel, Warga Minta Starlink Aktif


Iran mengalami pemadaman internet hampir total pada Selasa (17/6) ketika Israel terus membombardir negara itu. Beberapa kalangan meminta Elon Musk untuk mengaktifkan Starlink.
Dua perusahaan yang melacak konektivitas internet global, Kentik dan Netblocks, mengatakan konektivitas internet Iran anjlok sekitar pukul 5:30 sore waktu setempat pada Selasa (17/6). Kondisi ini membatasi kemampuan warga Iran untuk mengakses dan berbagi informasi dengan dunia luar.
Juru bicara pemerintah Fatemeh Mohajerani mengatakan Iran telah membatasi akses internet sebagai tanggapan terhadap serangan siber Israel.
Akses internet di Iran dikurangi, tetapi tidak sepenuhnya diblokir, setelah serangan Israel terhadap Iran minggu lalu, yang menewaskan sedikitnya 224 orang. Israel mengatakan serangan balasan Iran telah menewaskan sedikitnya 24 orang.
Perlambatan akses internet tampaknya terutama memengaruhi layanan seperti jaringan privat virtual atau VPN yang digunakan untuk mengakses situs asing.
Direktur Hak dan Keamanan Digital di Miaan Group, organisasi nirlaba yang mengadvokasi hak asasi manusia di Iran, Amir Rashidi mengatakan beberapa aplikasi Barat untuk berkomunikasi, termasuk WhatsApp dan Instagram, serta Apple App Store dan Google Play Store, telah diblokir di negara tersebut
Jaringan Informasi Nasional Iran, jaringan situs nasional yang disetujui pemerintah yang tidak terhubung ke dunia luar, sebagian besar tetap dapat diakses oleh orang-orang di Iran.
Data yang diterbitkan oleh perusahaan layanan internet Cloudflare pada Selasa (17/6), menemukan bahwa dua penyedia jaringan seluler utama Iran secara efektif terputus.
Beberapa kalangan di dunia maya pun meminta penyedia layanan internet satelit milik Elon Musk, Starlink, untuk turun tangan.
Elon Musk mengaktifkan Starlink di Iran pada Jumat (13/6).
Iran secara resmi melarang terminal internet satelit Starlink. Kantor Berita Saed telah memperingatkan bahwa penggunaan Starlink di negara itu dapat membantu dalam mengarahkan serangan Israel.
Meskipun Starlink secara resmi tidak memiliki opsi untuk beroperasi di dalam wilayah Iran, perusahaan itu menawarkan opsi Global Roam kepada penggunanya , yang dipasarkan untuk perjalanan internasional. Perusahaan induk Starlink, SpaceX, tidak menanggapi permintaan komentar.
Juru bicara Holistic Resilience, kelompok nirlaba yang mengadvokasi akses informasi di masyarakat tertutup, mengatakan bahwa mereka memperkirakan 30 ribu hingga 40 ribu terminal Starlink tersebar di seluruh Iran, berdasarkan pemindaian jaringan dan percakapan dengan orang-orang yang terlibat dalam penjualan terminal tersebut kepada orang-orang di negara tersebut.
Sementara itu, Komando Keamanan Siber Nasional Iran mengumumkan bahwa Israel telah meluncurkan kampanye perang siber yang luas terhadap infrastruktur digital Iran untuk mengganggu layanan publik, tetapi tidak memberikan rincian spesifik tentang apa yang terpengaruh.
Situs berita Iran Shargh Daily menyampaikan badan kepolisian siber Iran, FATA, mengatakan pada Selasa (17/6) bahwa pemerintah telah memberlakukan beberapa gangguan internet setelah serangan siber tersebut dan bahwa layanan akan segera dipulihkan.
Pernyataan itu muncul setelah kelompok peretas atau hacker pro-Israel Gonjeshke Darande membobol bank tertua Sepah dan bursa kripto
"Beberapa ATM Iran tidak berfungsi pada Selasa (17/6)," kata seorang sumber di lapangan dikutip dari NBC News, Kamis waktu Indonesia (19/6).