Hadirkan Internet Murah, Komdigi Targetkan Lelang Frekuensi 1,4 GHz Rampung Juli

Kamila Meilina
16 Juni 2025, 21:47
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kemenkominfo Wayan Toni Supriyanto menyampaikan keterangan kepada wartawan dalam Ngopi Bareng Kemenkominfo di Jakarta, Jumat (30/8/2024). Dalam kesempatan tersebut Wayan menyampaikan isu-isu terkini so
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kemenkominfo Wayan Toni Supriyanto menyampaikan keterangan kepada wartawan dalam Ngopi Bareng Kemenkominfo di Jakarta, Jumat (30/8/2024). Dalam kesempatan tersebut Wayan menyampaikan isu-isu terkini soal pos dan informatika, salah satunya langkah Kemenkominfo dalam menuntaskan tuntutan unjuk rasa ojek daring (Ojol) melalui pertemuan dengan aplikator serta seluruh pemangku kepentingan.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menargetkan proses lelang frekuensi 1,4 GHz rampung pada Juli atau Agustus 2025. Lelang ini bertujuan untuk menghadirkan internet murah dan cepat hingga 100 Mbps. 

Lelang ini merupakan bagian dari program "internet murah" yang ditujukan untuk memperluas akses internet berkecepatan tinggi dengan harga terjangkau, yakni sekitar Rp 100.000 hingga Rp 150.000 per bulan untuk kecepatan hingga 100 Mbps.

Frekuensi 1,4 GHz yang akan dilelang memiliki lebar pita 80 MHz dan akan digunakan untuk pengembangan layanan Broadband Wireless Access (BWA), teknologi akses internet nirkabel berkecepatan tinggi yang dapat menjangkau rumah-rumah, usaha kecil, hingga kawasan publik.

Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi, Wayan Toni Supriyanto, menyebut frekuensi ini akan digunakan khusus untuk layanan fixed broadband

“Harapannya kapasitas internet bisa sampai 100 Mbps, meskipun bersifat up to, karena konsepnya adalah internet murah yang sesuai kemampuan masyarakat,” ujar Wayan, ditemui di Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio, di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (16/6). .

Menurutnya, penggunaan frekuensi ini akan menekan biaya investasi operator dibanding menggunakan kabel fiber optik yang memerlukan penggalian infrastruktur. “FO sudah ada, tapi supaya investasinya murah juga, kita pakai frekuensi,” jelasnya.

Wayan menyebut sejumlah operator telah menyatakan minat, terutama dari sektor fixed broadband.  Untuk cakupan wilayah, Wayan menegaskan program ini berlaku secara nasional, termasuk menjangkau area blank spot atau wilayah tanpa akses internet memadai. 

Saat ini, cakupan jaringan seluler disebut sudah menjangkau 98 persen wilayah berpenghuni, sementara ekspansi layanan berbasis frekuensi akan mengisi kekosongan yang masih ada.

Koordinator Kebijakan Penyelenggaraan Infrastruktur Digital Komdigi, Benny Elian, sebelumnya telah mengungkapkan bahwa lelang frekuensi ini juga akan mendorong penetrasi internet tetap (fixed broadband) tidak hanya melalui serat optik, tetapi juga dengan penggunaan modem rumah berbasis teknologi nirkabel.

“Fixed broadband bukan hanya fiber optik, tetapi juga dengan memakai modem di rumah. Ini untuk menjangkau yang berada dekat jaringan optik tapi tak bisa dijangkau oleh router,” kata Benny dalam diskusi Morning Tech pada Maret lalu. 

Frekuensi 1,4 GHz ini akan menggunakan teknologi Advanced Mobile Telecommunications (AMT) yang sebelumnya telah digunakan sejak 2022, dan dinilai efektif untuk memperluas cakupan internet di berbagai wilayah Indonesia.



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Kamila Meilina

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...