Ada 330 Juta Serangan Siber Tahun Lalu, Apa Dampaknya?

Kamila Meilina
28 April 2025, 21:43
President Director ITSEC Asia, Joseph Edi Hut Lumban Gaol & Commercial Director ITSEC, Eko Prasudi Widianto, di konferensi pers ITSEC Cybersecurity Summit 2025, Jakarta Selatan, Senin (28/4)
Katadata/Kamila Meilina
President Director ITSEC Asia, Joseph Edi Hut Lumban Gaol & Commercial Director ITSEC, Eko Prasudi Widianto, di konferensi pers ITSEC Cybersecurity Summit 2025, Jakarta Selatan, Senin (28/4)
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN mencatat, terdapat 330 juta anomali atau serangan siber di Indonesia sepanjang tahun lalu. Presiden Direktur PT ITSEC Asia Tbk Joseph Edi Hut Lumban Gaol menyebut tingginya aktivitas anomali siber ini dapat memiliki dampak yang luas. 

Menurut Joseph, dampak serangan siber dapat mencakup oenurunan performa perangkat dan jaringan, pencurian data sensitif, hingga perusakan reputasi dan penurunan kepercayaan terhadap suatu organisasi. 

“Kami percaya bahwa keamanan siber bukan hanya persoalan teknis, tapi isu strategis yang membutuhkan sinergi lintas sektor,” kata Presiden Direktur PT ITSEC Asia Tbk Joseph Edi Hut Lumban Gaol, dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Senin (28/4). 

Karena itu, menurut Joseph, pihaknya kembali menggelar forum keamanan siber se-Asia Tenggara dalam ITSEC: Cybersecurity Summit 2025. Konferensi berskala internasional ini mengusung tema “The Largest Critical Infrastructure Cybersecurity Event in Southeast Asia,”.

Ia menjelaskan, forum ini akan melibatkan kolaborasi lintas sektor dalam upaya memberikan edukasi penguatan sistem keamanan digital nasional. Karena itu, akan ada sejumlah pembicara ahli dari dalam dan luar negeri, termasuk pakar dari sektor pemerintahan, industri kesehatan, keuangan, teknologi, dan akademisi. Para pembicara ini akan berbagi wawasan seputar ancaman siber terbaru, strategi mitigasi, serta best practice global dalam pengelolaan risiko digital.

Adapun acara ini akan digelar pada 26–28 Agustus 2025, di The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta. 

ITSEC Asia adalah salah satu perusahaan keamanan siber di Asia Pasifik yang menyediakan layanan dan solusi keamanan siber. Perusahaan yang berdiri sejak 2010 ini mencatatkan pendapatan pada tahun lalu mencapai Rp 325,12 miliar, naik 55% dibandingkan 2023. 

Joseph menjelaskan, kenaikan kinerja di tahun lalu ini merupakan dampak dari peningkatan produktivitas dan efisiensi operasional. Adapun pertumbuhan pendapatan didorong oleh pelanggan yang menambah pembelian atau menggunakan layanan jasa. 

“Karena trust-nya mulai terbangun dan mereka juga ada loyal,” ujarnya. 

Ia optimis bisa kembali mencatatkan kenaikan pendapatan  yang tak berbeda jauh di tahun ini. “Kami targetkan tentunya pertumbuhan pendapatan dua digit,” katanya. 

Saat ini, menurut dia, ITSEC Asia memiliki ratusan klien di Asia Pasifik, yang didominasi dari Indonesia. Adapun saat ini perusahan tengah memperluas pasar ke segmen pasar luar negeri melalui kantor di Singapura, Australia, Dubai, dan Amerika Selatan.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Kamila Meilina
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...