Pusat Data Microsoft Pertama di Indonesia Akan Beroperasi pada Kuartal II


Microsoft menargetkan pusat data pertama di Tanah Air yakni Indonesia Central Cloud Region beroperasi pada kuartal kedua atau April – Juni. Fasilitas ini dibangun sejak 2021.
President Director Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir menjelaskan cloud region yang disebut Indonesia Central akan menjadi bagian dari jaringan global perusahaan. Raksasa teknologi ini memiliki lebih dari 60 cloud region.
Cloud Region adalah wilayah geografis tertentu yang berisi sekumpulan data center dari penyedia layanan cloud publik. Cloud Region Indonesia Central mencakup tiga availability zones. Setiap zona terdiri dari sekumpulan data center yang cukup berdekatan untuk memastikan koneksi latensi rendah, tetapi cukup jauh untuk mengurangi risiko gangguan akibat pemadaman listrik atau bencana lokal.
Menurut laporan penelitian terbaru IDC, peluncuran Indonesia Central akan mempercepat penerapan cloud dan menciptakan nilai ekonomi US$ 2,5 miliar. Angka ini sekitar 16,5% dari total nilai ekonomi baru yang diproyeksikan akan dihasilkan oleh Microsoft, partner, dan cloud customer selama 2025 – 2028 yakni US$ 15,2 miliar.
Pusat data pertama Microsoft di Indonesia itu juga dinilai akan menambah 106.295 pekerjaan baru dari berbagai sektor, seperti manufaktur dan sumber daya, keuangan, komunikasi dan media, layanan profesional, serta pemerintahan dalam empat tahun ke depan.
Ia juga menyebutkan Microsoft dan mitra telah melatih 704.342 masyarakat di Indonesia dengan keterampilan digital yang dibutuhkan untuk berkembang di era ekonomi berbasis AI atau kecerdasan buatan.
Upaya pengembangan keterampilan itu dipercepat dengan peluncuran elevAIte Indonesia pada Desember 2024. Ini merupakan kolaborasi Microsoft dengan Kementerian Komunikasi dan Digital atau Komdigi untuk melatih satu juta masyarakat Indonesia dengan keterampilan AI spesifik pada 2025.
Dalam tiga bulan sejak diluncurkannya program tersebut, elevAIte Indonesia sudah menggandeng 18 mitra dari berbagai sektor, termasuk pemerintahan, industri, pendidikan, dan komunitas, guna menyediakan pelatihan AI yang mencakup di seluruh Indonesia.
“Laju pesatnya adopsi AI di Indonesia sangatlah nyata, dengan banyaknya individu dan organisasi yang tidak hanya menggunakan AI sebagai alat , tetapi juga sebagai platform untuk menciptakan solusi dan inovasi baru,” kata Dharma dalam keterangan pers, Rabu (13/3).
“Mulai dari individu, digital native , perusahaan swasta, BUMN, institusi pendidikan hingga organisasi nirlaba, kami melihat cepatnya mereka berinovasi dan menciptakan nilai tambah dengan AI dalam dua tahun terakhir,” Dharma menambahkan.
Oleh karena itu, Microsoft berencana memperluas infrastruktur cloud dan AI dan berinvestasi dalam pengembangan keterampilan AI.
Chairman sekaligus CEO Microsoft Satya Nadella pada April 2024 mengumumkan investasi US 1,7 miliar atau Rp 28 triliun (kurs Rp16.473 per US$) yang mencakup infrastruktur cloud dan pengembangan AI di Indonesia.