Komdigi Prioritaskan Lelang Frekuensi 1,4 GHz untuk Perluas Akses Internet Murah

Kamila Meilina
10 Februari 2025, 15:41
Pameran The 6th Indonesia Internet Expo and Summit (IIXS) di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Senin (12/8/2024).
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.
Pameran The 6th Indonesia Internet Expo and Summit (IIXS) di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Senin (12/8/2024).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memprioritaskan lelang frekuensi 1,4 GHz untuk layanan Broadband Wireless Access (BWA) alias akses komunikasi data menggunakan spektrum frekuensi radio. Langkah ini untuk memperluas akses internet dengan harga terjangkau.

“Kami rencanakan tahun ini, kemarin sudah melakukan konsultasi publik,” kata Plt. Direktur Penataan Spektrum Frekuensi Radio, Orbit Satelit, dan Standarisasi Infrastruktur Digital, Adis Alifiawan, ditemui usai acara Selular Business Forum, di kawasan Jakarta Pusat, Senin (10/2).

Frekuensi yang akan dilelang yakni spektrum 1,4 Ghz dengan lebar 80 Mhz, ditargetkan menjangkau layanan internet rumah tangga hingga sektor pendidikan.

Target kecepatan layanan internet bagi penyedia BWA adalah hingga 100 Mbps, dengan harga berkisar antara Rp 100.000 hingga Rp 150.000.

“Kami ingin layanan yang dihasilkan dapat dijual dalam kisaran harga yang terjangkau, sekitar Rp 100.000 hingga Rp 150.000 per bulan. Dengan harga ini, layanan yang diterima masyarakat harus berkualitas, bukan sekadar layanan seadanya,” kata Adis.

Target kecepatan internet hingga 100 Mbps. Namun, karena layanan berbasis frekuensi memiliki berbagai tantangan teknis dibandingkan jaringan kabel fiber optik, kecepatan ini bersifat ‘up to’ atau maksimal.

Ia menyebut, pemanfaatan frekuensi merupakan salah satu solusi dalam meningkatkan penetrasi internet di Indonesia, terutama mengingat keterbatasan jaringan fiber optik.

“Saat ini, penetrasi jaringan fiber di desa-desa yang memiliki Optical Distribution Point alias titik distribusi masih di bawah 50%, sementara 99% layanan Fixed Broadband di Indonesia bergantung pada teknologi Fiber to the Home (FTTH),” ujarnya.

Berdasarkan data Komdigi 2024, tingkat penetrasi fixed broadband baru mencapai 21,31% rumah tangga dari sekitar 69 juta rumah tangga di Indonesia. Sedangkan berdasarkan laporan Ookla Oktober 2024, kecepatan unduhan rata-rata layanan FBB hanya 32,10 Mbps.

Fixed broadband adalah layanan internet berkecepatan tinggi yang menggunakan infrastruktur kabel atau nirkabel tetap untuk menyediakan koneksi internet di lokasi tertentu, seperti rumah, kantor, atau institusi.

Adis menyebut itu menjadi salah satu alasan dalam memprioritaskan lelang pita frekuensi 1,4 GHz, meski sebelumnya Komdigi telah merancang lelang frekuensi 700 MHz dan 26 GHz. Lelang frekuensi 1,4 GHz rencananya akan digelar pada akhir Februari 2025, dengan lebar pita 80 MHz yang dialokasikan khusus untuk mendukung layanan internet rumah, pendidikan, dan kesehatan.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Kamila Meilina
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...