Startup AI Indonesia Mulai Dilirik Investor


Startup AI Indonesia mulai menjadi incaran para investor, salah satunya East Ventures. Berikut kriteria perusahaan rintisan kecerdasan buatan yang dilirik modal ventura.
Managing Partner East Ventures Roderick Purwana menyampaikan, pada dasarnya, modal ventura menyasar semua sektor startup. Namun tahun ini, perusahaan berfokus pada empat bidang yakni AI, kesehatan (healthtech), konsumer, dan iklim.
Dalam hal AI, ada beberapa tantangan startup Indonesia misalnya, ketersediaan pekerja yang ahli, besarnya dana yang dibutuhkan, dan kompetisi.
Untuk membangun model bahasa besar alias large language model (LLM) dan melatih mesin pembelajaran atau machine learning, membutuhkan dana yang besar.
Selain itu, raksasa teknologi global seperti Google, OpenAI, dan induk Instagram yakni Meta berebut ahli AI. Mereka menawarkan kompensasi hingga triliunan rupiah.
Startup Indonesia juga menghadapi cepatnya perkembangan AI, dari AI generatif seperti ChatGPT hingga saat ini mulai mengadopsi Agen AI, dan physical AI seperti robot ke depannya.
"Secara fundamental, kami selalu berinvestasi di people dan potential market. Kami melihat pendiri startupnya. Kebanyakan memang startup AI di Indonesia masih pada application of AI, tetapi kami selalu melihat pada pendirinya," kata Roderick dalam acara East Ventures Open Book di kantornya, Jakarta, Jumat (25/7).
Partner East Ventures Melisa Irene menjelaskan, startup AI application yang dimaksud yakni mengadopsi layanan kecerdasan buatan yang sudah ada untuk menciptakan solusi baru atau spesifik. Ia mencontohkan Nexmedis, startup penyedia Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis AI untuk fasilitas layanan kesehatan.
Nexmedis berupaya menyederhanakan berbagai proses operasional rumah sakit, memungkinkan tenaga kesehatan lebih berfokus pada perawatan pasien.
Melisa Irene menyadari bahwa perkembangan AI yang cepat dapat memengaruhi layanan yang disediakan oleh startup. Oleh karena itu, East Ventures meninjau perusahaan rintisan yang akan disuntik dana, salah satunya dari sisi pendiri.
"Bagaimana pendiri melihat permasalahan (di masyarakat) dan bagaimana menyelesaikan masalah itu. Walaupun revolusi AI jauh lebih cepat dan ke depan akan jauh lebih murah, tetapi ujungnya bagaimana pendiri menggodok itu. Entah menggunakan Agen AI atau humanoid? Bagaimana pendiri menyelesaikan masalah itu dengan efisien," ujarnya.
East Ventures juga meninjau integritas pendiri startup, serta kemampuannya melihat masalah, menyediakan solusi, dan memproyeksi pasar potensial.
Investasi ke Startup AI di Indonesia
Total investasi startup berbasis AI yang mengalir ke Indonesia mencapai US$ 542,9 juta hingga 2024, tumbuh 141,5% dalam lima tahun terakhir, menurut laporan Katadata Insight Center.
Pada kuartal I 2024, perusahaan Nvidia bekerja sama dengan PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk dan mengumumkan rencana investasi sebesar US$ 200 juta untuk membangun pusat AI dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di Surakarta.
Indosat bersama GoTo Gojek Tokopedia juga mengembangkan LLM sendiri yakni Sahabat-AI, yang berfokus membangun teknologi kecerdasan buatan bahasa lokal.
Ada juga Algobash yang mengembangkan solusi penilaian keterampilan IT dan platform talenta. Startup ini mengintegrasikan teknologi AI generatif IBM watsonx.
Selain itu, East Ventures berinvestasi di startup berbasis AI Nextmedis dan Sxored.