Bos Grab Ungkap Alasan Platform Ojol Kaji Konsolidasi: Bukan untuk Mendominasi


Grab menyampaikan bisnis on-demand, termasuk taksi online, ojol, pengiriman makanan, memiliki margin keuntungan yang tipis. Konsolidasi dinilai bisa menjadi cara untuk mendorong efisiensi.
“Kami melihat konsolidasi atau menjadi lebih besar, bukan untuk mendominasi, melainkan untuk membuat model bisnis yang marginnya tipis, seperti pengantaran makanan dan transportasi online, menjadi lebih efisien,” kata Presiden sekaligus COO Grab Alex Hungate dalam acara Tech In Asia: Asia Economic Summit 2025 pada sesi bertajuk ‘Growth in uncertain times: Grab’s playbook for resilience and impact’ di Jakarta, Kamis (26/6).
“Karena bisnis ini memiliki margin keuntungan yang rendah, kami memerlukan skala besar agar tetap sehat dan menguntungkan bagi semua pihak di dalam ekosistem,” Alex menambahkan.
Ia menjelaskan bahwa biaya pengantaran makanan, ojol hingga taksi online harus sangat rendah. “Jadi, mari hadapi kenyataan bahwa bisnis dengan biaya yang rendah ini supaya produktif dan layak bagi semua orang yang terlibat. Yang kami cari yakni efisiensi dan kemampuan untuk mempertahankan ekosistem yang sehat,” ujar dia.
Alex menyampaikan salah satu rencana penggunaan dana hasil penerbitan obligasi konversi US$ 1,5 miliar atau Rp 24,5 triliun (kurs Rp 16.300 per US$), yakni mengkaji peluang akuisisi. “Merger dan akuisisi menjadi peluang bagi kami untuk menggunakannya (dana), guna meningkatkan produktivitas setiap orang di platform,” ujarnya.
Ketika ditanya mengenai sektor atau bisnis apa yang paling menarik bagi Grab untuk tempat investasi atau akuisisi, Alex menjawab perusahaan selalu berupaya mempercepat pertumbuhan platform dengan flywheel.
Dalam istilah startup, flywheel adalah model bisnis atau strategi pemasaran yang berfokus pada pertumbuhan berkelanjutan, dengan menjadi pelanggan sebagai pusat perhatian. Konsep ini menekankan pada siklus pengalaman pelanggan yang positif, untuk mendorong pertumbuhan bisnis secara organik.
“Kami selalu berupaya mempercepat pertumbuhan platform (flywheel). Caranya dengan menambah layanan baru untuk merchant atau penjual di platform kami,” kata Alex.
Ia memberikan contoh layanan pemesanan makanan di tempat alias dine-in maupun pengiriman makanan. Selain itu, pengembangan sistem penjualan online agar lebih cepat dan efisien.
Alex juga menyinggung soal layanan keuangan. “Ini juga menjadi peluang besar. Sekitar 65% masyarakat Asia Tenggara belum memiliki akses ke layanan perbankan atau minim informasi soal kredit,” ujar dia.
“Jika kami bisa memberikan solusi keuangan yang transparan dan inklusif, ini akan membantu penjual dan pengguna kami tumbuh bersama. Penambahan layanan ini akan menarik lebih banyak pengguna, menciptakan lebih banyak pekerjaan, dan membuat mitra Grab semakin produktif,” Alex menambahkan.