Dasco soal Isu Grab Kaji Akuisisi Gojek: Pemerintah Ingin GoTo Dikuasai Orang RI


Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mengatakan pemerintah ingin GoTo Gojek Tokopedia dimiliki mayoritas oleh orang Indonesia. Hal ini menanggapi kabar Grab mengkaji untuk mengakuisisi pesaingnya itu.
Politikus Partai Gerindra itu tidak memerinci bagaimana GoTo Gojek Tokopedia dapat dimiliki mayoritas oleh orang Indonesia.
Dikutip dari Reuters, Jumat (20/6), saham GoTo dimiliki oleh investor asing 73,90%, termasuk SoftBank Group Jepang dan Taobao Holding, unit dari Alibaba Group Cina, menurut laporan tahunan 2024. Sisanya dimiliki oleh investor Indonesia.
SVF GT Subco (Singapore) Pte Ltd milik SoftBank dan Taobao merupakan dua pemegang saham teratas GoTo, masing-masing memegang 7,65% dan 7,43% saham, menurut laporan tersebut.
Dasco juga tidak mengomentari persyaratan apa pun yang telah ditetapkan pemerintah untuk potensi penggabungan kedua perusahaan berbagi tumpangan alias ride hailing tersebut.
Wakil Menteri Ketenagakerjaan Indonesia Immanuel Ebenezer mengatakan ia tidak memiliki informasi apa pun tentang persyaratan yang ditetapkan atas potensi penggabungan Grab dan GoTo Gojek Tokopedia.
Kabar Grab mengkaji akuisisi Gojek sudah berhembus sejak 2020. Isunya kembali muncul pada 2024 dan awal tahun ini.
Bloomberg bahkan sempat melaporkan penggabungan kedua perusahaan ditargetkan selesai pada Kuartal II atau April - Juni. Namun yang terbaru, Grab Holdings Ltd menyatakan tidak sedang menjalin pembicaraan untuk mengakuisisi PT Goto Gojek Tokopedia Tbk saat ini. Perusahaan belum menandatangani perjanjian definitif terkait akuisisi GoTo.
“Indonesia terus menjadi negara yang penting dalam menjalankan misi kami karena kami terus melayani para pelanggan, mitra pengemudi dan mitra merchant di Indonesia,” kata Grab dalam dalam keterangan pers, dikutip Bloomberg, Selasa (10/6).
Tiga sumber Reuters mengatakan Grab dan GoTo kini membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyepakati kesepakatan setelah pemerintah Indonesia mengajukan sejumlah persyaratan agar rencana itu dapat terlaksana.
"Pemerintah Indonesia sedang mengkaji bagaimana potensi penggabungan tersebut akan berdampak terhadap kesejahteraan kerja dan persaingan pasar di ekonomi terbesar dan terpadat di Asia Tenggara," kata dua sumber yang mengetahui pembahasan tersebut, dikutip dari Reuters, Jumat (20/6).
Pemerintah juga menginginkan entitas hasil penggabungan tersebut menjamin lebih banyak manfaat, seperti biaya dan bonus yang lebih baik bagi mitra pengemudi, kata salah satu sumber, yang tidak ingin disebutkan namanya karena pembicaraan kesepakatan itu bersifat rahasia.
Di satu sisi, Grab menaikkan penawaran obligasi konversi dari US$ 1,25 miliar menjadi US$ 1,5 miliar atau Rp 24,5 triliun (kurs Rp 16.300 per US$). Pesaing Gojek ini akan menggunakan dana yang diperoleh untuk mengkaji akuisisi potensial.
Dalam siaran pers, Grab menyampaikan dana bersih dari penawaran obligasi konversi akan digunakan untuk:
- Keperluan umum perusahaan
- Mengoptimalkan fleksibilitas strategis, yang dapat mencakup akuisisi potensial, sambil terus mempertahankan standar tinggi untuk transaksi tersebut
- Sebagai bagian dari program kembali saham alias buyback US$ 500 juta, Grab berencana membeli kembali saham biasa Kelas A US$ 273,5 juta dari sejumlah pemegang obligasi melalui transaksi di luar pasar, menggunakan harga penutupan US$ 4,68 per lembar.
CFO Grab Peter Oey melalui akun LinkedIn mengatakan kas likuid perusahaan akan meningkat menjadi US$ 8,7 miliar setelah transaksi obligasi konversi selesai. Hal ini meningkatkan fleksibilitas strategis korporasi untuk mengembangkan bisnis secara organik.
“Selain itu, mengejar peluang anorganik secara selektif, sambil mempertahankan standar tinggi untuk transaksi tersebut,” kata Peter Oey melalui akun LinkedIn, Kamis (12/6). Peluang anorganik bisa termasuk akuisisi.
Kas likuid Grab tersebut di atas perkiraan angka penawaran untuk mengakuisisi GoTo Gojek Tokopedia US$ 7 miliar, sebagaimana laporan Bloomberg. Analis kemudian memperkirakan kesepakatan antara kedua perusahaan segera terwujud.
"Ada kemungkinan yang semakin besar terkait kesepakatan Grab dan GoTo," kata analis di Aletheia Capital Nirgunan Tiruchelvam, dikutip dari Bloomberg, Selasa (10/6). "Grab tampaknya sedang menyiapkan pendanaan untuk itu."
Akan tetapi, Grab menyatakan tidak sedang menjalin pembicaraan untuk mengakuisisi GoTo Gojek Tokopedia saat ini. Hal ini mengisyaratkan pembahasan dihentikan atau setidaknya ditunda.