Traveloka Sebut Kantor Pusat Berada di Singapura


Traveloka resmi masuk pasar Jepang akhir pekan lalu (28/5). Dalam siaran pers, platform perjalanan wisata alias online travel agent (OTA) ini menyebutkan kantor pusat berada di Singapura.
Katadata.co.id mengonfirmasi kabar tersebut kepada Traveloka melalui email, namun belum ada tanggapan. Di laman LinkedIn, unicorn ini menyebutkan kantor pusat berada di Singapura. Media asing juga menyebut perusahaan ini berbasis di Singapura.
Pada 2021, Traveloka memperkenalkan kantor pusat yakni Traveloka Campus di BSD Green Office Park, BSD City, Kabupaten Tangerang. Namun kini, dalam siaran pers terbaru, perusahaan menyebutkan kantor pusat berada di Singapura.
“Berkantor pusat di Singapura, Traveloka kini sepenuhnya memasuki pasar Jepang untuk menyediakan solusi perjalanan komprehensif yang dilokalkan dan dirancang khusus bagi wisatawan Jepang,” demikian dikutip dari keterangan pers, Rabu (28/5).
Perusahaan yang berdiri di Jakarta, Indonesia, pada 2012 itu melayani 40 juta pengguna aktif per bulan. Aplikasinya sudah diunduh lebih dari 140 juta kali secara global.
Traveloka beroperasi di delapan negara, termasuk Jepang. Perkembangan bisnis perusahaan yang berdiri di Jakarta, Indonesia, pada 2012 ini sebagai berikut:
- Lebih dari 2,2 juta akomodasi, termasuk hotel, resor, dan apartemen di lebih dari 100 negara
- Kemitraan dengan lebih dari 250 maskapai penerbangan
- Lebih dari 90 ribu aktivitas dan pengalaman lokal
- Kolaborasi dengan lebih dari 100 penyedia layanan keuangan
- Lebih dari 2.000 mitra transportasi di 50 lebih negara
- Bekerja sama dengan lebih dari 20 dewan pariwisata nasional, termasuk Organisasi Pariwisata Nasional Jepang
Pernah Dibilang Unicorn Singapura, Traveloka Sebut Cinta Indonesia
Thomas Lembong, saat menjabat kepala BKPM atau Badan Koordinasi Penanaman Modal pada 2019, pernah menyebut Traveloka, Tokopedia, Bukalapak, dan Gojek sebagai unicorn Singapura. “Uang yang masuk ke keempat unicorn Indonesia itu lewat Singapura,” kata Thomas, pada Juli 2019.
Ia menyampaikan kantor pusat keempat startup jumbo itu memang berada di Indonesia, namun, induk usahanya terdaftar di Singapura. Alhasil, investasi ke keempat startup ini tidak tercatat sebagai Penanaman Modal Asing (PMA) di Indonesia.
Thomas menjelaskan, induk usaha keempat perusahaan rintisan tersebut menggunakan dana segar yang diperoleh untuk keperluan operasional di Indonesia. Uang itu langsung dibayarkan ke perusahaan di Tanah Air seperti vendor, iklan, sewa kantor, dan lainnya.
“Jadi sedikit membingungkan. Kan ada pengumuman Grab akan investasi sekian, Gojek dapat pendanaan miliaran dolar (Amerika Serikat/AS). Kok tidak muncul dalam bentuk arus modal masuk berbentuk investasi, tetapi berupa pembayaran langsung,” kata Thomas.
Keempat startup jumbo itu langsung membantah hal tersebut, termasuk Traveloka. Sufintri Rahayu, Public Relations Director Traveloka saat itu, menegaskan bahwa perusahaan tercatat di Indonesia.
Investasi yang diperoleh dari penggalangan dana pun disalurkan untuk pengembangan perusahaan di Tanah Air. Ia mengatakan, kantor pusat Traveloka berada di Jakarta, Wisma 77, Slipi, pada 2019.
Sekitar 80% karyawan Traveloka merupakan penduduk Indonesia. "Jadi tentunya penyaluran investasi tersebut terserap di Indonesia tercinta," kata Sufintri pada 2019, yang kini tidak lagi bekerja di Traveloka.
Alasan Traveloka Rambah Pasar Jepang
Presiden Traveloka Caesar Indra menyampaikan Jepang terus menjadi salah satu pasar perjalanan keluar terbesar di Asia Tenggara. Pertumbuhan permintaan perjalanan di negara ini ke Asia Tenggara juga tercatat stabil dalam beberapa tahun terakhir.
Pada saat yang sama, peningkatan pariwisata masuk semakin merevitalisasi pasar perjalanan domestik. Ekspansi pasar ke Jepang ini mencerminkan langkah strategis Traveloka untuk menjembatani wisatawan dengan pengalaman regional yang autentik melalui platform lokal yang mengutamakan kemudahan, nilai, dan keandalan.
Traveloka pun menggelar program promosi ‘EPIC Sale’ selama 25 April hingga 5 Mei, yang menawarkan harga khusus untuk tiket pesawat, hotel populer, dan aktivitas perjalanan.
“Kami melihat momen peluang yang unik,” kata Caesar Indra dalam siaran pers, Rabu (28/5). “Jepang menargetkan untuk menyambut 60 juta pengunjung internasional pada 2030, dengan fokus yang kuat pada revitalisasi regional dan pariwisata berkelanjutan. Pada saat yang sama, semakin banyak wisatawan Jepang yang beralih ke Asia Tenggara, tertarik oleh budayanya yang kaya, cuaca yang hangat, dan pengalaman yang terjangkau. Di sinilah Traveloka dapat menjembatani kedua dunia.”