Daftar Startup Tutup di Indonesia, Paling Banyak E-commerce dan Pinjaman Daring

Desy Setyowati
28 Mei 2025, 12:20
daftar startup tutup,
Katadata
Diskusi Katadata Forum dengan tema "Transformasi Indonesia Menuju Raksasa Ekonomi Digital" di Jakarta,pada 2018
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Startup tutup dan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja alias PHK marak terjadi sejak pandemi corona. Perusahaan rintisan yang tutup dari beragam sektor, namun yang terbanyak yakni e-commerce dan pinjaman daring atau yang dulu dikenal dengan pinjol.

Katadata.co.id merangkum daftar startup tutup sejak 2022 hingga awal 2025. Rinciannya sebagai berikut:

2022

  1. Startup e-grocery (bagian dari e-commerce) Brambang pada Mei 2022
  2. Platform gim Mobile Premier League per Juni 2022
  3. Startup e-commerce atau marketplace jasa Beres.id per Juli 2022
  4. Aplikasi Navigasi Transportasi Publik Trafi per Juli 2022
  5. Platform earning aset kripto Blocknom tutup pada Juli 2022
  6. Startup e-commerce furnitur dan marketplace jasa desain interior Fabelio resmi dinyatakan pailit pada awal Oktober 2022
  7. Startup quick commerce atau e-commerce dengan pengiriman kurang dari satu jam, Bananas pada Oktober 2022
  8. E-commerce Elevenia tutup Desember 2022

2023

  1. Startup penyedia ruang kerja bersama alias coworking space CoHive bangkrut per 18 Januari 2023
  2. Startup social commerce atau platform berbelanja di media sosial berbasis keanggotaan RateS menutup semua gudang per 28 Februari 2023
  3. Startup e-commerce JD.ID tutup operasional per 31 Maret 2023
  4. Startup pinjol Danafix tutup operasional per 31 Maret 2023
  5. Startup penyedia voucer Fave per April 2023
  6. Startup e-grocery (bagian dari e-commerce) Tumbasin per 2 Mei 2023
  7. Perusahaan patungan GoTo Gojek Tokopedia dan Unilever yang bergerak di bidang warung digital yakni GoToko per 15 Mei 2023
  8. Startup cloud kitchen DishServe tutup pada awal Mei 2023. Cloud kitchen merupakan penyedia layanan pesan-antar makanan, tanpa menyediakan ruangan untuk makan di tempat.
  9. Startup penyedia solusi layanan perangkat software-as-a-service (SaaS) yang berfokus mendigitalisasi warung Lummo melakukan PHK karyawan dan menutup bisnis pada Mei 2023
  10. Startup asuransi atau insurtech Futuready per awal Juli 2023
  11. Startup pinjol Jembatan Emas per 30 September 2023
  12. Startup e-commerce business to business (B2B) Ula memutuskan untuk keluar dari bisnis distribusi FMCG pada Oktober 2023
  13. Startup e-commerce atau marketplace properti Rumah.com tutup pada 30 November Startup OTA Pegipegi per 11 Desember 2023

2024

  1. Startup pendidikan Zenius resmi tutup pada 22 Januari 2024, atau setelah 20 tahun beroperasi. Perusahaan rintisan ini berjanji akan segera kembali, namun hingga saat ini belum ada tanda-tanda kehadiran layanan baru.
  2. Startup pinjaman daring alias pinjol TaniFund tutup pada Mei 2024, karena izinnya dicabut oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.
  3. Startup pinjol PT Semangat Gotong Royong alias Dhanapala yang terafiliasi dengan Tokopedia mengembalikan izin usaha ke OJK pada awal Juli 2024.
  4. GoTo Gojek Tokopedia resmi melepas bisnis Gojek di Vietnam per 16 September 2024 atau setelah tujuh tahun sejak 2018. Perusahaan merambah pasar ini lewat GoViet.
  5. Startup pinjol Investree tutup pada 21 Oktober 2024, karena izinnya dicabut oleh OJK.
  6. Penyedia layanan program loyalti GetPlus menutup layanan per 6 Desember 2024.

2025

  1. Startup e-commerce kecantikan untuk reseller dan dropshipper Raena Beauty tutup pada Februari 2025.
  2. Startup perikanan eFishery menyetop operasional dan dikabarkan melakukan PHK terhadap 90% karyawan dari total 1.500 pegawai pada Februari 2025. Namun belum ada konfirmasi mengenai penutupan bisnis.
  3. Startup pinjaman daring atau pinjol PT Ringan Teknologi Indonesia mengembalikan izin ke OJK pada Mei 2025.

Jika merujuk pada data tersebut, e-commerce dan fintech lending atau pinjol menjadi sektor dengan jumlah startup tutup. Padahal kedua bidang ini menjadi primadona investor sebelum pandemi corona.

Rincian pendanaan ke startup fintech Indonesia menurut riset Algo Research sebagai berikut:

  • 2016 : US$ 560 juta atau Rp 9 triliun (kurs Rp 16.100 per US$)
  • 2017 : US$ 126 juta atau Rp 2 triliun
  • 2018 : US$ 1,8 miliar atau Rp 28,8 triliun
  • 2019 : US$ 1,4 miliar atau Rp 22,4 triliun
  • 2020 : US$ 1,7 miliar atau Rp 27,2 triliun
  • 2021 : US$ 3 miliar atau Rp 48,5 triliun
  • 2022 : US$ 1,6 miliar atau Rp 25,6 triliun 2023 : US$ 765 juta atau Rp 12,3 triliun
  • Semester pertama 2024: US$ 128 juta atau Rp 2 triliun

Dari sisi regulasi, OJK menerapkan kewajiban memenuhi tingkat modal tertentu untuk startup fintech lending melalui Peraturan OJK atau POJK Nomor 10/POJK.05/2022 tentang Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi atau LPBBTI.

Pada pasal 50, penyelenggara pinjaman online wajib memiliki modal paling sedikit:

  • Rp 2,5 miliar per 4 Juli 2023 
  • Rp 7,5 miliar per 4 Juli 2024 
  • Rp 12,5 miliar per 4 Juli 2025 

Pasal 52 mengatakan, penyelenggara yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 dikenai sanksi administratif berupa:

  1. Peringatan tertulis
  2. Pembatasan kegiatan usaha; dan/atau
  3. Pencabutan izin

OJK kini mengkaji revisi SEOJK penyelenggaraan LPBBTI. Salah satu yang diatur yakni peningkatan batas maksimum pendanaan sampai dengan Rp 5 miliar dengan persyaratan tertentu. Selain itu, mengatur mitigasi risiko untuk pendanaan lebih dari Rp 2 miliar.

“Diharapkan dalam waktu dekat, penyempurnaan SEOJK penyelenggaraan LPBBTI dapat segera diselesaikan dan diterbitkan,” demikian dikutip dari keterangan pers OJK, Selasa (25/5).

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...