AFTECH Ungkap Potensi PAJK, Perluas Akses Keuangan dan Jadi Opsi Investasi 

Kamila Meilina
23 April 2025, 17:16
Ilustrasi
dana.id
Ilustrasi
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Di tengah kondisi pasar investasi yang fluktuatif, Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), menilai Penyelenggara Agregasi Jasa Keuangan (PAJK) dapat mendorong inklusi keuangan sekaligus menjadi alternatif investasi masyarakat. Salah satunya, melalui platform digital yang terhubung dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

“Platform PAJK yang terintegrasi dengan BPR merupakan inovasi yang menjembatani kebutuhan masyarakat akan akses keuangan yang lebih mudah, aman, transparan dan terjangkau,” kata Wakil Ketua Umum III AFTECH, Anggie Ariningsih, dalam acara Fintech Talk, di Jakarta Selatan, Rabu (23/4).

PAJK sendiri merupakan platform digital yang mengumpulkan dan menyatukan berbagai layanan keuangan dari banyak lembaga keuangan, termasuk financial technology alias fintech.

Atas hal ini, Anggie menyebut kolaborasi lintas sektor sangat dibutuhkan agar pemanfaatan teknologi finansial semakin memperluas jangkauan layanan keuangan ke seluruh lapisan masyarakat.

Kolaborasi lintas sektor ini misalnya, agregasi produk deposit BPR yang disalurkan melalui digitalisasi dan integrasi lewat platform PAJK. Sebab, ia menilai integrasi ini bisa mendorong masyarakat di berbagai daerah bisa mengakses program keuangan.

“Agregasi deposito untuk BPR-BPR di daerah ini juga mendorong pemerataan ekonomi BPR di berbagai daerah yang memiliki banyak pengusaha dan borrower dapat memperoleh deposan dari daerah lain,” kata Anggie.

Inovasi ini disebutnya tak bisa berjalan sendiri, maka dari dukungan regulator, yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta pelaku industri merupakan kunci kesuksesan perluasan layanan ini.

Lebih lanjut, Certified Financial Planner, Lolita Setyawati menyoroti potensi investasi dari berbagai layanan yang disediakan PAJK. “Ada bank digital yang menjanjikan lebih dari 6%, tetapi tidak dijamin. Di sinilah BPR menjadi opsi yang cukup menjanjikan, terutama jika diakses melalui agregator digital,” ujar Lolita.

Ia menambahkan, masyarakat saat ini mengutamakan efisiensi waktu dan kemudahan akses. PAJK memungkinkan nasabah membuka deposito tanpa harus datang langsung ke kantor BPR, menjadikan investasi lebih relevan dengan gaya hidup digital masa kini. Meski demikian, tantangan masih ada pada kalangan generasi lebih tua yang belum sepenuhnya melek digital.

Tantangan ini juga disebut dirasakan oleh pihak PAJK sendiri, seperti Fintech Komunal. Oleh sebab itu, Direktur Utama Komunal Sejahtera Indonesia (KSI), Kendrick Winoto, menjelaskan bahwa agregasi produk deposito melalui BPR hadir untuk menjawab tantangan transparansi dan akses di sektor keuangan mikro.

“Inisiatif ini bertujuan memperluas inklusi keuangan dengan memudahkan masyarakat mengakses produk deposito secara digital,” katanya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Kamila Meilina
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...