Grab Pakai AI untuk Bantu Driver Ojol Hindari Banjir dan Cari Area Ramai Order


Grab mengadopsi kecerdasan buatan atau AI dan Internet of Things alias IoT untuk membantu mitra pengemudi taksi online dan ojol menemukan jalan tercepat dan area ramai order, hingga menghindari banjir.
Chief Product Officer Grab Philipp Kandal menyampaikan mitra pengemudi taksi online dan ojol biasanya menebak dalam memilih jalan bebas macet maupun ramai order. Berangkat dari hal ini, perusahaan mengembangkan perangkat IoT dan AI.
Grab menggandeng pembuat ChatGPT yakni OpenAI dan Anthropic untuk mengembangkan AI maupun teknologi di baliknya, model bahasa besar alias large language model (LLM).
Selain itu, Grab membuat sejumlah perangkat untuk memperkuat data GrabMaps, di antaranya KartaCam, KartaCam 360, KartaCam 2, KartaDashCam yang didukung IoT. Kamera-kamera ini bertujuan mendukung ekosistem, termasuk mitra pengemudi taksi online dan ojol.
Kamera-kamera tersebut disebar ke sejumlah mitra pengemudi taksi online dan ojol secara gratis. Datanya dihimpun menggunakan AI, sehingga otomatis mengaburkan wajah orang maupun nomor pelat kendaraan, guna mendukung aturan privasi.
Data-data yang dihimpun kemudian diolah menggunakan LLM, sebagai basis pengembangan fitur AI. LLM adalah program atau model yang dapat mengenali dan menghasilkan teks, serta memproses bahasa. Kemampuan LLM ini membuatnya mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan pengguna menggunakan bahasa yang alami, seolah-olah sedang berbicara dengan sesama manusia.
LLM didasarkan pada konsep mesin pembelajaran atau machine learning, dengan fokus pada jenis jaringan saraf tiruan yang dikenal sebagai model transformer. Machine learning ini memungkinkan LLM memprediksi dan mengolah teks dari perintah yang diberikan, seolah-olah memiliki pemahaman yang mendalam terhadap bahasa manusia.
Dibutuhkan dataset yang sangat besar untuk melatih LLM, terdiri dari ribuan hingga jutaan gigabyte teks. Kualitas dataset sangat memengaruhi kemampuan LLM dalam belajar dan memahami bahasa dengan alami, sehingga dataset yang digunakan biasanya sangat terkurasi.
Phillipp mengatakan Grab menguji coba panduan berkendara berbasis AI tahun ini. Fitur ini sudah tersedia di 14 kota di seluruh Asia Tenggara. Lebih dari 80 ribu pengemudi memiliki akses ke versi Beta.
Uji coba bertujuan sebagai evaluasi pengembangan fitur AI untuk mitra pengemudi taksi online dan ojol.
Grab Prediksi Pendapatan Driver Ojol Meroket Berkat Fitur AI
Grab mencatat pendapatan mitra pengemudi yang menggunakan fitur panduan driver AI rata-rata 21% per jam lebih besar dibandingkan yang tidak memakai, selama Agustus.
Fitur AI itu menawarkan peta permintaan atau order yang dinamis secara real time. Data ini terus diperbarui oleh AI, seiring perubahan kondisi.
Panduan itu mengidentifikasi permintaan berkendara berdasarkan data real-time dan historis, serta dapat menganalisis tren masa lalu dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti waktu, cuaca, dan acara lokal.
AI akan menyarankan rute optimal untuk perjalanan dan diklaim memposisikan pengemudi secara menguntungkan saat menjemput penumpang.
Fitur panduan driver dengan AI tidak hanya memungkinkan pelacakan distribusi pengemudi secara real-time, tetapi juga menganalisis pola pergerakan secara prediktif menuju area permintaan order.
Dengan begitu, Grab dapat secara proaktif mengelola ketidakseimbangan pasokan, memastikan jumlah mitra pengemudi taksi online dan ojol yang optimal di seluruh wilayah.
Phillipp mengatakan insights alias data-data yang diolah, yang diperoleh melalui panduan berkendara AI, memungkinkan Grab memperluas kemampuan menganalisis data order real-time.
“AI akan menjadi lebih baik dalam memprediksi area order GrabCar dan GrabBike di masa mendatang, serta semakin memahami rutinitas dan preferensi mitra pengemudi,” demikian dikutip dari keterangan pers terkait acara GrabX, Selasa (8/4). “AI dapat membantu mereka merencanakan perjalanan secara optimal di sekitar tugas-tugas lain ini, dan tetap memaksimalkan penghasilan.”