Bank Terbesar di Jepang Dikabarkan Suntik Dana ke Grab Rp 9,8 Triliun
Grab dikabarkan mendapat pendanaan sebesar JPY 80 miliar atau sekitar Rp 9,8 triliun dari bank terbesar di Jepang, Mitsubishi UFJ Financial Group atau MUFG.
Dikutip dari KR Asia, kemitraan itu nantinya bakal membuat Grab memiliki layanan keuangan baru seperti pinjaman dan asuransi pada aplikasinya. Kedua perusahaan belum memberikan konfirmasi, tetapi kesepakatan kemitraan tersebut diperkirakan rampung pada pertengahan tahun ini.
MUFG bakal mengantongi saham Grab, tetapi presentasi saham tak diketahui. Sementara Grab akan membantu bank tersebut mengembangkan aplikasi yang akan memberikan pelanggan akses ke berbagai layanan harian. Melalui data Grab tentang preferensi pelanggan, MUFG akan dapat membangun paket pinjaman yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.
(Baca: Gojek Bocorkan Tiga Tips Kelola Bisnis Startup )
Katadata.co.id juga mencoba mengkonfirmasi kabar tersebut kepada Grab Indonesia. Namun, pihak Grab enggan memberikan tanggapan.
Bank Jepang ini kerap berinvestasi di Asia Tenggara. Mereka baru saja membeli Bank of Ayudhya Public Company Limited (Krungsi) di Thailand. Sementara di Indonesia, MUFG telah memiliki mayoritas saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Bank dengan aset ribuan miliar dolar AS ini menganggap wilayah Asia Tenggara kaya dengan potensi yang belum dimanfaatkan.
Sebuah laporan yang diproduksi oleh Google, Temasek, dan Bain & Company pada 2019 menemukan bahwa 70% dari populasi orang dewasa di Asia Tenggara belum mendapat akses layanan keuangan dan belum terlayani. Dengan bermitra bersama Grab, MUFG berencana untuk memperluas pengetahuannya tentang layanan digital di wilayah tersebut dan menarik pelanggan baru.
Selain MUFG, Grab sebelumnya telah menerima investasi dari perusahaan Jepang lainnya, seperti Softbank Group dan Toyota. Valuasi perusahaan diperkirakan bernilai US$14 miliar atau sekitar Rp 191 triliun, di mana perusahaan ini adalah decacorn pertama di Asia Tenggara.
(Baca: Grab Jajal Ojek Online di Malaysia, Gojek Masih Tunggu Regulasi)
Grab didirikan pada 2012 dan memulai dengan bisnisnya di Malaysia. Perusahaan kemudian pindah ke pasar dan lini bisnis baru, termasuk pengiriman makanan dan layanan keuangan.
Pada awal 2018, Grab mengakuisisi bisnis Asia Tenggara Uber Technologies. Perusahaan ini telah beroperasi di delapan negara di Asia Tenggara, termasuk Thailand dan Indonesia dengan lebih dari 170 juta pengguna.
Hasil riset yang dikeluarkan oleh ABI Research menunjukkan, Grab memimpin pasar transportasi online di Indonesia dan Vietnam, dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 64% dan 74%.