Riset Facebook: 52% Warga RI akan Kurangi Buka Puasa di Luar Rumah
Masyarakat Indonesia bakal menyambut Ramadan bulan depan. Namun, riset Facebook dan perusahaan konsultan, Kantar menunjukkan bahwa 52% warga akan mengurangi ‘ngabuburit’ selama bulan puasa tahun ini karena pandemi corona. Artinya, hampir separuh responden tidak akan mengurangi aktivitasnya saat bulan puasa.
Kepala Pemasaran Facebook Indonesia Hilda Kitti mengatakan, tren Ramadan tahun ini berubah karena mewabahnya virus corona. “Orang-orang memilih mengurangi kegiatan makan di luar rumah, bersosialisasi, dan pergi ke bioskop," ujar dia saat video conference, Kamis (26/3).
Riset dilakukan terhadap 951 responden di Indonesia pada bulan lalu. Hasil survei kemudian dibandingkan dengan riset pada Ramadan tahun lalu.
(Baca: Efek Corona, Asosiasi Tekstil Pesimistis Lebaran Mampu Angkat Kinerja)
Berdasarkan riset tersebut, pandemi corona juga berdampak terhadap produk yang dibeli. Sebanyak 48% responden mengaku akan lebih sering membeli produk kebersihan selama Ramadan kali ini guna menghindari virus corona. "Misalnya, produk-produk nutrisi, untuk membersihkan rumah, dan terkait kesehatan," ujar dia.
Padahal, produk kesehatan tak masuk jajaran yang paling banyak dibeli saat Ramadan tahun lalu. Pada 2019, makanan, minuman dan fashion merupakan produk yang paling diminati, yakni 72% responden.
Disusul oleh liburan dan wisata (63%), otomotif (58%), perhiasan (56%), dan produk rumah tangga (50%). Baru kemudian layanan keuangan (49%), perangkat komputer atau laptop (48%), peralatan rumah tangga (47%), kosmetik (39%), dan ponsel (38%).
(Baca: Eijkman Ragukan Prediksi BIN soal Puncak Pandemi Corona pada Ramadan)
Perubahan kegiatan dan produk yang dibeli saat Ramadan tahun ini terkait dengan kebijakan jaga jarak (physical distancing). "Sebanyak 20% responden melakukan pembelian dan 14% responden order makanan secara online,” katanya. Transaksi secara online ini meningkat mulai akhir Februari.
Meski demikian, kategori makanan dan minuman, serta fashion bakal tetap diminati karena termasuk kebutuhan utama. "Selain itu, bakal ada peningkatan signifikan untuk produk kesehatan," ujar dia.
(Baca: Harga Gula Naik & Stok Menipis di Pasar, Pemerintah Didesak Buka Impor)
Kategori liburan dan wisata justru yang diprediksi menurun signifikan akibat pandemi corona. "Karena ada limitasi pada sektor ini dan dampaknya mungkin akan sangat besar," ujar dia.