Privasi Data Diragukan, Zoom Rekrut Mantan Kepala Keamanan Facebook
Apliasi panggilan video Zoom merekrut mantan Kepala Keamanan Facebook Alex Stamos sebagai penasihat. Ini dilakukan di tengah keraguan berbagai pihak terhadap keamanan data mereka. Salah satunya dari Google yang melarang penggunaan aplikasi tersebut di laptop perusahaan.
Google mengatakan sedang menangguhkan layanan Zoom di komputer karyawannya karena masalah keamanan. Meski demikian, seorang juru bicara Google mengatakan, karyawannya masih bisa menggunakan versi Zoom berbasis mobile dan browser.
Dalam cuitannya di Twitter akhir Maret lalu, Alex Stamos sempat meminta Zoom untuk lebih transparan dan meluncurkan rencana keamanan selama 30 hari. Hal itulah yang menyebabkan Pendiri dan CEO Zoom Eric Yuan memintanya menjadi konsultan eksternal perusahaan.
Alex pun mengatakan, dirinya akan menjadi konsultan berbayar untuk perusahaan tersebut. "Zoom memiliki beberapa pekerjaan penting yang harus dilakukan dalam keamanan aplikasi inti, desain kriptografi, dan keamanan infrastruktur, dan saya menantikan untuk bekerja dengan tim teknik Zoom pada proyek-proyek itu," ujar Alex seperti dikutip dari Reuters, Rabu (8/4).
(Baca: Keamanan Zoom Diragukan, Kominfo Kaji Buat Aplikasi Rapat Virtual)
Selain itu, Zoom juga telah memulai rencana selama 90 hari dan membentuk Dewan Chief Information Security Officer, yang meliputi kepala petugas keamanan informasi HSBC, Data NTT, Procore dan Ellie Mae, untuk membahas tentang masalah privasi, keamanan, dan teknologi.
Selain itu, perusahaan juga telah membentuk dewan untuk memberi nasihat tentang masalah privasi layanannya. Anggota awal dari dewan keamanan itu, termasuk eksekutif dari VMware, Netflix, Uber dan Electronic Arts.
Para pejabat di Berkeley High School di California sebelumnya mengatakan, mereka menangguhkan penggunaan Zoom setelah ada pria dewasa telanjang dengan 'cemoohan rasial' yang muncul dalam pertemuan sekolah, meskipun konferensi online itu telah dilindungi kata sandi.
Taiwan dan Jerman juga telah membatasi penggunaan Zoom. SpaceX milik Elon Musk bahkan telah melarang aplikasi itu karena masalah keamanan.
(Baca: Elon Musk Potong Gaji Karyawan Tesla 30% Akibat Pandemi Corona)
Zoom menarik pengguna dengan kemudahan penggunaannya, yaitu tidak dikenakan biaya alias gratis sehingga banyak sekolah di seluruh dunia mulai menggunakannya untuk kelas online selama pandemi corona. Namun, lonjakan penggunaan aplikasi ini malah membuat banyak orang bergabung pada panggilan Zoom dan menyiarkan video porno atau gurauan. Fenomena itu disebut Zoombombing.
Sebelumnya, Peneliti Keamanan Siber Communication Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha mengatakan, Zoom tidak menjelaskan secara rinci dalam persetujuan terkait data yang kabarnya diberikan ke Facebook.
Zoom terkoneksi dengan perangkat pengembang aplikasi (Software Development Kit/SDK) yang dapat digunakan untuk log in ke Facebook. Sepengetahuan Pratama, SDK sering dipakai untuk menyedot data pengguna Facebook, sekaligus aktivitas aplikasi.
Pratama mencatat, ada beberapa data yang diberikan Zoom. Data itu di antaranya jenis perangkat yang digunakan, zona waktu, provider, CPU, internal storage, dan IP addres. "Yang paling dikhawatirkan yakni pemetaan wajah para pengguna," ujar Pratama kepada Katadata.co.id, pekan lalu (2/4).
(Baca: Kominfo Dukung Sri Mulyani Pungut Pajak Zoom dan Netflix Saat Pandemi)
Apalagi, beberapa pengguna mengakses platform Zoom dengan identifikasi wajah. "Bisa diartikan, apabila ada penyalahgunaan atau bocornya data wajah pengguna akan berakibat pada risiko keamanan yang besar ke depannya," ujar dia.
Berdasarkan analisis dari JP Morgan, jumlah pengguna aktif harian Zoom naik 378% secara tahunan pada Maret 2020. Berdasarkan data Apptopia, pengguna aktif bulanan pun naik 186%.
Saham Zoom pun melonjak sekitar 50% dalam sebulan terakhir. Dikutip dari Forbes, pada Rabu (25/3), harga saham Zoom tembus US$ 106,8 atau Rp 1,7 juta. Harga samah itu merupakan tertinggi sepanjang sejarah Zoom.
Aplikasi ini juga bersaing dengan Microsoft dan Cisco Webex, yang telah membuat pengguna harian mereka melonjak menjadi 200 juta dari 10 juta dan stok melonjak ke rekor tertinggi pada bulan Maret