Transaksi Belanja Online di Indonesia Melambat, Thailand dan Malaysia Melesat


Transaksi belanja online di e-commerce Indonesia tumbuh melambat tahun lalu, menurut laporan Momentum Works. Thailand dan Malaysia menjadi negara dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara.
Momentum Works mencatat nilai transaksi bruto alias GMV e-commerce se-Asia Tenggara US$ 128,4 miliar atau Rp 2.090 triliun (kurs Rp 16.290 per US$) tahun lalu. Angka ini tumbuh 12% dibandingkan tahun lalu atau year on year (yoy), rinciannya sebagai berikut:
Kontribusi Indonesia merupakan yang terbesar yakni US$ 56,5 miliar atau Rp 920 triliun. Tanah Air ini memegang pasar 44%. “Pangsa pasar Indonesia turun dibandingkan 2022 sebanyak 52%,” demikian dikutip dari laporan Momentum Works, Kamis (26/6).
Pertumbuhan transaksi nilai bruto atau GMV e-commerce di Indonesia satu-satunya yang single digit. Thailand dan Malaysia tercatat sebagai negara dengan pertumbuhan GMV tercepat tahun lalu. Rinciannya sebagai berikut:
Shopee Juara E-commerce Asia Tenggara pada 2024
Shopee mempertahankan posisi dominannya dengan pangsa pasar regional 52%. Disusul oleh TikTok Shop yang menyelesaikan integrasinya dengan Tokopedia.
“Shopee terus memimpin di semua negara di Asia Tenggara dengan pangsa pasar lebih dari 50%, kecuali Indonesia,” demikian dikutip. Rinciannya sebagai berikut:
Lazada menstabilkan GMV dan mencapai Laba Sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi atau EBITDA positif. Hal ini dibantu oleh fokus baru pada pilihan produk berkualitas tinggi dan investasi berkelanjutan dalam kemampuan kecerdasan buatan alias AI.
Momentum Works menekankan bahwa GMV hanyalah salah satu dari sekian banyak metrik yang digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan platform e-commerce. Indikator lain, seperti profitabilitas, ukuran keranjang, kualitas keterlibatan, dan lainnya diperlukan untuk memberikan pandangan yang lebih menyeluruh tentang kinerja.
Belanja Online via WhatsApp Rp 274 Triliun
Laporan Momentum Works kali ini juga memuat GMV belanja online di saluran non-platform seperti brand.com, peritel multi-merek, platform sosial, dan WhatsApp commerce. Nilainya sekitar US$ 16,8 miliar atau Rp 274 triliun se-Asia Tenggara.
Secara keseluruhan, total GMV e-commerce Asia Tenggara, termasuk saluran non-platform US$ 145,2 miliar, tingkat penetrasi 12,8%.
Inisiatif pembangunan rendah karbon dilakukan pada bidang-bidang prioritas, terutama dalam hal tata guna lahan hutan dan gambut.
Di sejumlah daerah, berbagai inisiatif kolaborasi telah dijalankan dan menunjukkan bahwa kelestarian lingkungan bisa dicapai dengan tetap memperhatikan kesejahteraan warga.
Laporan lengkap dapat diunduh melalui tautan ini