Profil TOCO, Saingan Tokopedia hingga Shopee yang Gratiskan Biaya Admin Penjual


TOCO resmi hadir di Indonesia pada Agustus 2024, dan menantang e-commerce besar seperti TikTok Shop by Tokopedia, Shopee hingga Lazada. Marketplace ini menggratiskan biaya admin untuk penjual.
Akan tetapi, TOCO masih mengenakan biaya admin untuk setiap transaksi pembeli. Besarannya yakni Rp 2.000 per transaksi, namun masih digratiskan dalam masa awal peluncuran.
“Kalau TOCO sudah besar pun, mungkin kami tidak akan mengenakan biaya admin kepada penjual sama sekali,” kata Senior Product Manager TOCO Geraldus Reynaldo Georgieno dalam diskusi ‘Cara Jualan di Toko’ dikutip dari YouTube CeritaOmBotak, Selasa 917/6).
Akan tetapi, ada biaya parkir yang dikenakan kepada penjual dan dibayarkan kepada kurir. “Ini seperti berbelanja di minimarket, saat keluar membayar biaya parkir,” Geraldus menambahkan.
“Filosofinya seperti saat belanja di minimarket lalu keluar bayar parkir. Besar kecilnya belanja tetap ada biaya parkirnya,” ia menambahkan.
TOCO didirikan oleh Arnold Sebastian Egg, pendiri Tokobagus atau yang sekarang dikenal dengan OLX. Kategori produk yang dijual, hampir sama dengan e-commerce lain, seperti perangkat elektronik, perlengkapan rumah tangga, fesyen, kecantikan hingga mainan dan hobi.
TOCO memiliki dua layanan utama:
- Toco Marketplace: Tempat jual beli produk seperti fashion, elektronik, dan kebutuhan sehari-hari. Proses checkout dan pembayaran dilakukan langsung di dalam aplikasi
- Toco Classified: Fitur iklan baris yang memungkinkan penjual mempromosikan barang tanpa proses transaksi di aplikasi, seperti mobil, properti, dan produk besar lainnya
Melalui Toco Classified, pembeli dapat langsung menghubungi penjual via nomor telepon atau WhatsApp, tanpa dibatasi oleh sistem chat tertutup seperti di marketplace lain.
“Namun, TOCO tetap memberikan peringatan agar pengguna berhati-hati saat melakukan transaksi di luar platform resmi,” kata Geraldus.
Dalam beberapa pekan terakhir, TOCO mencatatkan peningkatan aktivitas penjual. Di platform media sosial X, akun @arxidmedia mencatat bahwa aktivitas jual beli di TOCO mulai menunjukkan peningkatan.
“Platform e-commerce TOCO yang semula seperti kota hantu sekarang mulai ramai (pedagang baru),” tulis @arxidmedia pada Rabu (17/6).
Akun @m_rinandar menilai antarmuka pengguna TOCO mirip dengan Tokopedia, namun performa aplikasi dan website masih perlu ditingkatkan.
“Waktunya migrasi ke TOCO. User Interface atau UI mengingatkan pada Tokopedia yang sangat mudah dimengerti. Minusnya masih berat saat dibuka via website maupun handphone,” kata akun tersebut, Sabtu (14/6).
Salah satu pengguna Toco Seller, Achmad Alfan menjelaskan lewat kanal YouTubenya bahwa sejumlah fitur TOCO menarik perhatian penjual, di antaranya:
- Komisi 0%: Toco menjanjikan tidak ada potongan komisi dari penjualan produk. Meski disebut “selamanya,” hal ini kemungkinan merupakan strategi promosi untuk menarik penjual baru
- Proses pendaftaran mudah: Cukup verifikasi KTP untuk mulai membuka toko.
- Antarmuka sederhana: Tampilannya dirancang agar mudah digunakan, dengan navigasi ramah pengguna
- Pengelolaan pesanan standar: Termasuk fitur status pesanan seperti “menunggu konfirmasi”, “diproses”, “dikirim”, “selesai”, “dibatalkan”, dan “komplain”
- Statistik toko: Menyediakan data penjualan harian, jumlah pesanan, dan jumlah produk yang dilihat
“Namun, (jumlah dan variasi) produk di TOCO belum banyak,” kata dia, dikutip dari YouTube Achmad Alfan, akhir bulan lalu (31/5).
Inisiatif pembangunan rendah karbon dilakukan pada bidang-bidang prioritas, terutama dalam hal tata guna lahan hutan dan gambut.
Di sejumlah daerah, berbagai inisiatif kolaborasi telah dijalankan dan menunjukkan bahwa kelestarian lingkungan bisa dicapai dengan tetap memperhatikan kesejahteraan warga.
Laporan lengkap dapat diunduh melalui tautan ini