RUPS Segera Digelar, Sriwijaya Air Bakal Punya Direksi Baru
Keputusan Dewan Komisaris Sriwijaya Air untuk merombak jajaran direksinya sempat memicu sengketa dengan grup Garuda Indonesia yang tengah menjadi mitra strategisnya. Sengketa berakhir damai. Saat ini, susunan direksi baru tengah dipersiapkan.
Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengatakan diskusi terkait susunan direksi masih berlangsung. "Garuda, Sriwijaya, dan Kementerian BUMN saat ini masih berdiskusi, secepatnya akan RUPS, akhir tahun ini sudah ada (direksi baru)," ujar dia di Jakarta, Rabu (16/10).
Hingga kini, belum ada kejelasan mengenai calon yang potensial memimpin Sriwijaya Air. Namun, Ikhsan memastikan direksi akan berasal dari pihak yang independen, bukan berasal dari grup Garuda Indonesia.
(Baca: Rujuk Lagi, Menimbang Untung-Rugi Kerja Sama Garuda-Sriwijaya)
Sriwijaya Air dan Garuda Indonesia bersepakat untuk meneruskan kerja sama manajemen (KSM) dalam rangka restrukturisasi utang Sriwijaya Air. KSM sempat terancam kandas setelah kedua belah pihak terlbat sengketa dipicu perombakan direksi Sriwijaya Air.
Dewan Komisaris Sriwijaya Air disebut melakukan perombakan direksi secara sepihak. Padahal, sesuai KSM, grup Garuda sejatinya dilibatkan.
(Baca: Garuda Indonesia Bantu Hidupkan Kembali Merpati Airlines)
Dewan Komisaris Sriwijaya Air memutuskan untuk merombak susunan direksi maskapai tersebut pada September lalu. Dewan komisaris memberhentikan sementara Joseph Adriaan Saul dari posisi dirut, Harkandri M. Dahler dari posisi direktur SDM dan pelayanan, dan Joseph Tendean dari posisi direktur komersial.
Kemudian, Dewan Komisaris menunjuk Anthony Raimond Tampubolon sebagai pelaksana tugas (Plt) atas ketiga jabatan tersebut. Namun, untuk melaksanakan tugas harian dirut ditunjuk Robert D. Waloni. Setelah itu, posisi Plt Dirut diemban Jefferson I Jauwena.
(Baca: Lion Air Bakal IPO, Seberapa Menarik Sahamnya?)
Meski begitu, dalam surat perizinan di Kementerian Perhubungan, Joseph Adriaan Saul masih tercatat sebagai penanggung jawab Sriwijaya Air sehingga tanggung jawab maskapai masih dipegang oleh Joseph. Ketidakjelasan kepemimpinan ini pun berujung pada mundurnya dua direktur Sriwijaya Air.