Bulog Siap Tambah 22 Gudang Baru dan 14 Mesin Modern
Perum Bulog bakal menambah dan mengoperasikan 22 unit gudang penyimpanan beras serta 14 mesin baru pada tahun depan. Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Perum Bulog Imam Subowo mengatakan, penambahan fasilitas tersebut merupakan bagian dari realisasi Penyertaan Modal Negara (PMN) yang disuntikkan ke perusahaan pada 2016.
"Sekarang sedang proses penambahan gudang 22 unit," kata Imam di Gedung RRI, Jakarta, Kamis (12/12).
Imam menyatakan, investasi gudang akan dilakukan di 22 lokasi, seperti Lampung dan Surabaya. Pada kedua lokasi tersebut, Bulog bakal menambah gudang masing-masing sebanyak 2 unit.
Dengan adanya tambahan gudang baru, kapasitas tampung beras Bulog akan bertambah 60-70 ribu ton. Imam memperkirakan sebagian gudang tersebut sudah bisa beroperasi pada triwulan III 2019.
(Baca: Pemerintah Siap Ekspor Beras hingga Ayam ke Arab Saudi)
Saat ini, Bulog tercatat memiliki 1.600 unit gudang yang tersebar di 400 lokasi. Total kapasitas gudang mencapai 3,9 juta ton.
Sementara untuk fasilitas penggilingan padi modern atau Modern Rice Mill Plant (MRMP), Bulog berencana menambah 14 unit alat tersebur yang tersebar di berbagai lokasi, salah satunya di Merauke."Namun mesinnya bukan ditempatkan di 22 gudang baru," ujar dia.
Imam memperkirakan, total investasi 14 mesin MRMP membutuhkan biaya Rp 60 miliar yang berasal dari PMN. Adapun mesin MRMP tersebut diharapkan dapat beroperasi pada akhir 2020.
Lebih lanjut dia menjelaskan, dalam setiap MRMP terdapat mesin pengering gabah berkapasitas 150 ton per hari, mesin penggilingan padi rice milling unit (RMU) kapasitas 6 ton per jam, dan silo kapasitas 6 ton.
Menurutnya, penambahan mesin dilakukan guna memperkuat kualitas produk sekaligus meningkatkan porsi penjualan secara komersial. Dalam jangka panjang, investasi tersebut juga diharapkan dapat menutup utang Bulog dari perbankan.
Di luar gudang dan mesin tersebut, Bulog juga menambah investasi menggunakan dana perusahaan. Investasi tersebut berupa mesin rice to rice dan mesin pengolah beras fortifikan.
(Baca: Bangun Pabrik Bahan Baku Beras Bervitamin, Bulog Kucurkan Rp 10 Miliar)
Untuk mesin rice to rice, Bulog akan menambah sebanyak 26 unit dengan nilai investasi keseluruhan Rp 104 miliar. Adapun kapasitas mesin rice to rice ini mencapai 3 ton per jam.
Imam mengatakan, mesin tersebut dapat digunakan untuk menjaga kualitas beras Bulog. Selain itu, mesin rice to rice bisa meminimalisir kutu dan hama dalam beras dengan teknologi pengemasan vakum (hampa udara).
Kemudian, Bulog juga akan menambah 20 mesin mixer (pencampur) beras bervitamin (fortifikasi). Harga satu mesinnya mencapai Rp 100 juta. "Jadi totalnya Rp 2 miliar dari dana Bulog," ujar dia.