Tangkal Corona, Anak Garuda Diversifikasi Bisnis Demi Jaga Kinerja

Image title
10 April 2020, 00:52
Ilustrasi, Sejumlah tenaga teknik PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMFI) melakukan perawatan pesawat di Hangar GMFI. Menangkal efek negatif corona, GMFI dan Citilink lakukan diversifikasi bisnis.
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi, Sejumlah tenaga teknik PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMFI) melakukan perawatan pesawat di Hangar GMFI. Menangkal efek negatif corona, GMFI dan Citilink lakukan diversifikasi bisnis.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Merebaknya wabah virus corona atau Covid-19 yang memukul industri penerbangan, membuat anak-anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk putar otak menjaga kinerja agar tidak jeblok.

PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMFI) misalnya, memandang tahun 2020 akan menjadi tahun yang menantang bagi industri penerbangan domestik. Termasuk di dalamnya bisnis maintenance, repair, and overhaul (MRO).

Pasalnya, pandemi corona memaksa banyak airline menghentikan penerbangan. Alhasil, banyak maskapai yang melakukan grounded atas mayoritas armadanya, hingga penghentian operasional.

"Hal tersebut mengakibatkan ketidakpastian yang signifikan terhadap bisnis MRO, seiring dengan peningkatan ketidakpastian ekonomi global," ujar Corporate Secretary GMFI Maryati, kepada katadata.co.id, Kamis (9/4).

Oleh karena itu, GMFI dikatakan Maryati, berusaha ekstra untuk meningkatkan kinerja fundamental keuangan, terutama pada peningkatan kinerja laba bersih, arus kas, serta peningkatan kinerja operasional.

Ia menjelaskan, ada empat strategi yang akan dijalankan GMFI untuk meningkatkan kinerja di tengah pandemi corona. Pertama, peningkatan pangsa pasar internasional dan non afiliasi, dengan penambahan kapasitas airframe yang sudah dikerjasamakan di beberapa lokasi selain Cengkareng, seperti Pondok Cabe dan Denpasar.

(Baca: Garuda Maintenance Rugi Rp 50 M Akibat Pembengkakan Beban Usaha)

Kedua, melakukan diversifikasi usaha dengan memprioritaskan bisnis dan segmen pasar yang memiliki margin dan likuiditas yang lebih baik.

Bisnis yang dimaksud Maryati antara lain, perawatan pesawat Militer di bidang airframe, component, engine maintenance, private/business jet, trading & leasing, serta meningkatkan perawatan non aviasi khususnya di bidang Industrial Gas Turbine Engine (IGTE).

Ketiga, menjalankan program efisiensi dan efektifitas biaya. Selain itu, pada aspek operasional, GMFI akan meningkatan utilisasi dan meningkatkan penggunaan Part Manufakturing Approval (PMA). Keempat, melanjutkan peningkatan kapabilitas dan kapasitas, melalui kemitraan untuk sharing risiko dalam operasional bisnis.

Terkait target tahun 2020, Maryati mengatakan, GMFI masih akan akan meninjau proyeksi yang telah ditetapkan, serta mengupayakan untuk menyusun strategi dan mitigasi yang tepat untuk menghadapi kondisi sulit akibat Covid-19.

Anak usaha Garuda yang lain, PT Citilink Indonesia, juga melakukan diversifikasi layanan lantaran bisnis utamanya sedang kesulitan. Diversifikasi yang dilakukan Citilink adalah, mengembangkan layanan penerbangan tidak berjadwal (charter) dan kargo.

“Bisnis penerbangan charter dan kargo merupakan lini layanan bisnis yang dinilai cukup berpeluang di tengah situasi yang penuh tantangan saat ini,” kata Direktur Utama Citilink Juliandra, dalam siaran pers, Kamis (9/4).

(Baca: Garuda Akan Pangkas Enam Anak Usaha, termasuk Garuda Tauberes)

Menurutnya, kelancaran proses distribusi logistik merupakan hal yang sangat penting terutama saat masa krisis akibat Covid-19.

Oleh karena itu, Citilink berupaya untuk mendukung proses distribusi logistik ke masyarakat, melalui penerbangan kargo ke berbagai daerah sehingga ketersediaan pasokan logistik di daerah-daerah tetap terjamin.

Adapun, kinerja bisnis kargo Citilink mencatatkan kinerja yang baik, jumlah kargo yang diangkut pada periode Maret 2020 meningkat sebesar 13% dibanding Februari 2020. Sedangkan, untuk periode April 2020, sejauh ini jumlah rata-rata kargo yang diangkut per hari meningkat 61% dibanding Maret 2020.

Citilink juga menggunakan berbagai jenis pesawat untuk melayani kargo, seperti Airbus A320 hingga pesawat berbadan lebar  A-330, ke berbagai destinasi domestik dan internasional, seperti Malaysia, Singapura dan Timor Leste.

Dalam waktu dekat, Citilink juga akan mengoperasikan pesawat khusus kargo Boeing 737-500, untuk memaksimalkan layanan kargo pada rute-rute domestik.

Selain pengembangan layanan kargo, Citilink juga mengembangkan bisnis penerbangan charter, baik untuk charter penumpang (grup), charter pribadi (private) dan charter cargo di jaringan rute domestik maupun internasional.

Salah satu contohnya, adalah Citilink telah melayani penerbangan charter menuju Silangit, Sumatera Utara untuk rombongan Kerajaan Belanda saat melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia.

(Baca: Pendapatan Penumpang dan Kargo Naik, Margin Laba Citilink Tumbuh 5%)

Reporter: Ihya Ulum Aldin

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...