Effendi Gazali Sebut 80% Benih Lobster Vietnam Berasal dari RI

Image title
19 Desember 2019, 20:56
lobster, ekspor lobster vietnam, effendi gazali
ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Benih Lobster ilegal di Polda Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Senin (2/12/2019). Pakar Komunikasi Politik, Effendi Gazali mengklaim 80% kebutuhan benih lobster Vietnam dipenuhi dari Indonesia. Data tersebut didapatkannya usai melakukan investigasi ke Cam Ranh, Vietnam pada 25 November 2019.

Pakar Komunikasi Politik, Effendi Gazali belakangan menjadi pemerhati benih lobster. Bahkan dia berkunjung ke tempat budidaya lobster besar di Cam Ranh, Vietnam pada 25 November 2019. 

Dari hasil kunjungan itu, Effendi mengklaim 80% kebutuhan benih lobster Vietnam dipenuhi dari Indonesia. Effendi mengatakan Vietnam membutuhkan 500 ribu benih lobster pasir dan 20 ribu benih lobster mutiara per hari. Untuk mencukupinya, Vietnam membeli benih lobster dari Filipina, Srilanka, Bangladesh, dan Afrika.

Tapi jumlah lobster impor digabung dengan benih lokal Vietnam hanya memenuhi seperlima dari kebutuhan budidaya negara tersebut. "Mereka juga sadar sebagian besar benih ini ilegal,” kata Effendi melalui keterangan tertulisnya, Kamis (19/12).

(Baca: Ekspor Benih Lobster Diprotes, Menteri Edhy: Saya Tidak Akan Mundur)

Berdasarkan pantauannya, Vietnam menghasilkan rata-rata 70 ton lobster ukuran 200 gram. Artinya panen tiap hari sejumlah 350.000 ekor lobster. Dengan tingkat keberhasilan budidaya 70%, maka tiap hari mereka memerlukan benih sekitar 500 ribu ekor.

"Harga benih lobster mutiara Rp 90 ribu per ekor dan benih lobster pasir Rp 32 ribu per ekor. Harga ini bisa naik turun antara  Rp 10 ribu hingga Rp 140 ribu," kata dia.

Dia juga menyebut keuntungan rata-rata budidaya lobster di Vietnam di atas 30% dengan tingkat keberhasilan hidup budidaya 70%. Sementara itu, tingkat keberhasilan hidup budidaya di Indonesia hanya 50% atau 30%.

Oleh karena itu, Effendi menyarankan pemerintah melakukan budidaya benih lobster sejak masih puerulus atau setelah menjadi larva. Selain itu dalam satu waktu benih dapat dikembalikan ke alam untuk menjaga habitat.

(Baca: Dikritik Susi, Jokowi Bela Kebijakan Ekspor Benih Lobster)

Selain itu, ia juga menyarankan pemerintah agar menjalin kerja sama dengan Vietnam untuk mengembangkan potensi ekonomi lobster agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menegaskan tak akan mundur dalam rencana membuka keran ekspor benih lobster meski menuai protes. Untuk memuluskan langkahnya, Edhy menyiapkan beberapa aturan terkait ekspor benih lobster.

Edhy menilai rencana membuka ekspor akan membantu kehidupan para nelayan. "Saya tidak akan pernah mundur, karena yang saya perjuangkan adalah keberlanjutan nelayan, lingkungan, dan alam kita," kata Edhy di Jakarta, Rabu (18/12).

Sebaliknya nelayan menganggap kebijakan ekspor benih lobster dapat mengganggu habitat dan membuat stok lobster di dalam negeri menipis. Perwakilan nelayan dari Lombok, Amin Abdullah, berharap pemerintah memaksimalkan budi daya lobster di dalam negeri.

(Baca: Nelayan Khawatir Stok Dalam Negeri Menipis jika Benih Lobster Diekspor)

Dia berharap pemerintah membantu pemanfaatan teknologi dan peningkatan pengetahuan sumber daya manusia dalam budidaya lobster. Amin mengatakan teknologi budi daya lobster di Indonesia masih kalah saing dengan Vietnam. Akibatnya, Vietnam bisa menjadi penghasil lobster dunia.

"Padahal sumber benih lobster melimpah," ujar Amin.

Peneliti ekonomi kelautan Suhana menolak rencana pemerintah untuk kembali membuka ekspor benih lobster ke Vietnam karena akan mengancam habitat lobster dalam negeri. Keran ekspor dibuka dengan alasan dapat menekan angka penyelundupan lobster, juga dinilai tidak tepat.

"Itu kekeliruan yang sangat besar karena cara memandangnya lobster itu merupakan hewan yang harus dilindungi oleh negara gitu. Jadi bukan negara kalah sama penyelundup," kata dia.

Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Editor: Ameidyo Daud

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...