Bulog Siapkan 200 Ton Beras Per Provinsi untuk Antisipasi Bencana Alam

Image title
23 Januari 2020, 21:51
Bulog Sediapkan Stok 200 Ton Beras Per Provinsi untuk Bencana Alam.
ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Pekerja memindahkan karung berisi beras yang akan disalurkan kepada korban banjir di gudang BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Banten, di Curug, Serang, Jumat (3/1/2020).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Cuaca ekstrem diramal masih berpotensi terjadi beberapa waktu ke depan. Perum Bulog menyatakan telah mengalokasikan 200 ton beras per provinsi dan 100 ton beras per kabupaten/kota untuk mengantisipasi bencana alam. 

Direktur Utama Perum Bulog Budi Wasoso memastikan, stok beras tersebut tersimpan dengan aman di gudang Bulog yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. 

"Pada prinsipnya Bulog itu siap semua. Gudang selalu kami kontrol setiap provinsi. Gudang tidak dijangkau dengan air, kecuali kondisi alam yang lain, seperti gempa," kata Budi, saat ditemui di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kamis (23/1).

(Baca: Tanpa Status Darurat Banjir, Pemerintah Tak Bisa Salurkan Beras Bulog)

 Hingga minggu kedua Januari 2020, Perum Bulog telah menggelontorkan 120 ton cadangan beras pemerintah (CBP) untuk bencana alam.

Beras CBP itu disalurkan untuk beberapa daerah yang terdampak oleh bencana alam, yakni DKI Jakarta, Banten, Sulawesi Utara, Aceh, Jawa Tengah, NTT dan Papua.

Sepanjang 2019 Perum Bulog mengelola stok CBP hingga 2 juta ton guna menjalankan penugasan pengelolaan beras CPB.

Selain untuk penyaluran bencana alam, beras CBP juga digunakan untuk kegiatan Operasi Pasar (OP) atau yang sekarang bernama Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) untuk menstabilkan harga.

Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Kementerian Sosial untuk memasok kebutuhan beras program sosial bantuan pangan non tunai (BPNT).

Namun, dia belum bisa memastikan jumlah operasi pasar (OP) yang akan digelar, lantaran tergantung pada kondisi tertentu lapangan, seperti uoaya menjaga stabilisasi harga di tengah kenaikan harga beras. 

"Jadi setiap ada kenaikan beras kami intervensi. Kalau harganya tinggi baru kami OP, supaya bisa stabil," ujarnya.

(Baca: Curah Hujan Tinggi, Kementan Target Produksi Beras 3 Juta Ton/Bulan )

Pada tahun ini, Bank Indonesia memprediksi inflasi sebesar 0,45%, dengan rata-rata inflasi secara bulanan dari 2016 hingga 2019 mencapai 0,64%.

Pantauan harga pangan pokok seperti beras mulai mengalami kenaikan akibat dari banjir yang melanda di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) hingga Banten.

"Kami siap menjalankan tugas untuk menstabilkan harga pangan pokok pasca bencana yang melanda sejumlah daerah di Indonesia," Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal, dikutip dari Antara, Jumat (17/1).

Reporter: Fariha Sulmaihati
Editor: Ekarina

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...