Permintaan Tinggi, Harga Beras Naik Meski Ada Panen Raya
Harga beras masih tinggi meskipun panen raya padi tengah berlangsung bulan ini di beberapa daerah. Perum Bulog mengatakan, anomali tersebut terjadi lantaran permintaan beras tengah meningkat.
"Jadi ini karena banyak permintaan. Pada saat suplai tinggi, permintaan juga tinggi," kata Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh dalam Webinar Keterjangkauan Beras Bagi Masyarakat Prasejahtera Selama Pandemi Covid-19 (CIPS), Rabu (15/4).
Menurutnya, peningkatan permintaan beras tercermin dari banyaknya Kepala Daerah yang membeli stok beras milik Bulog. Selain itu, banyak pula lembaga sosial membeli beras Bulog untuk program bantuan dan memenuhi kebutuhan masyarakat dalam rangka Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
(Baca: Produksi Pertanian Diperkirakan Turun 6,2% Terimbas Pandemi Corona)
Ia mencatat, harga beras di tingkat konsumen mulai mengalami penurunan seiring dengan masuknya musim panen raya. Namun, harga beras tersebut masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sebesar Rp 9.450 per kilogram untuk beras medium. Sedangkan, harga beras medium masih di atas Rp 10 ribu per kilogram.
Kenaikan harga beras, menurutnya akan menjadi perhatian Bulog dan pemerintah. Bulog akan menjaga stok beras agar tetap tersedia untuk masyarakat.
Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Lampung Bustanul Arifin mengatakan, harga beras mengalami kenaikan lantaran ada anggapan masyarakat bahwa harga beras tengah tinggi. Apalagi di tengah musim pandemi corona saat ini.
"Ekspektasi itu, kalau masyarat mikir harga naik, maka akan naik beneran harganya. Padahal tidak ada orang yang memborong beras," ujar dia.
(Baca: Bulog Targetkan Penyerapan 577 Ribu Ton Beras Selama Panen Raya)
Menurutnya, stok beras saat ini masih mencukupi. Ia pun memperkirakan, masyarakat akan menyimpan stok secukupnya hingga 2-3 bulan ke depan.
Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis, rata-rata harga beras kualitas bawah I pada hari ini sebesar Rp 10.900 per kilogram dan harga beras kualitas bawah II Rp 10.500 per kilogram.
Kemudian, harga beras kualitas medium I sebesar Rp 12 ribu per kilogram dan harga beras kualitas medium II sebesar Rp 11.750 per kilogram. Sedangkan, beras kualitas super I sebesar Rp 13.200 per kilogram dan kualitas super II Rp 12.650 per kilogram.
Adapun hingga 14 April 2020, total stok beras Bulog mencapai 1,42 juta ton. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1,3 juta ton atau 96% merupakan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP), serta 54,13 ribu ton merupakan stok beras komersial.
(Baca: Bulog Bakal Ubah Gabah jadi Beras Premium, Harga Serupa Medium)
Ia pun mencatat, total konsumsi nasional mencapai 1,75 ton per bulan dan total konsumsi penduduk miskin sebesar 161 ribu ton per bulan.
Adapun, perkiraan stok beras nasional pada 1 April mencapai 3,4 juta ton. Dengan demikian, ketahanan stok beras nasional dapat memenuhi konsumsi sepanjang 1,95 bulan ke deepan atau 21,20 bulan untuk penduduk miskin.