Angka Bunuh Diri Tentara Israel Meningkat usai Perang di Gaza


Hampir 50 tentara Israel telah tewas karena bunuh diri sejak pecahnya perang Gaza pada Oktober 2023. Demikian dilaporkan media lokal Israel Haaretz serta media Turki Anadolu Agency.
Harian Haaretz melaporkan sebanyak 17 tentara bunuh diri tahun ini, sementara 24 tentara bunuh diri pada tahun 2024, dan 17 tentara pada tahun 2023, termasuk tujuh tentara setelah perang Gaza.
Sebanyak ratusan tentara dengan cedera psikologis dirawat di divisi rehabilitasi Angkatan Darat setiap bulan. Banyak di antara prajurit tersebut mengalami gangguan stres pascatrauma (PTSD) setelah pertempuran di Gaza.
Terbaru, seorang tentara cadangan ditemukan tewas di rumahnya di kota Ofakim di selatan Israel pada Senin (28/7). Otoritas setempat mengatakan kematian tentara tersebut karena bunuh diri. Sebelumnya, tentara tersebut bertugas di unit yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi jenazah tentara yang tewas.
Menurut data militer, 898 tentara Israel telah tewas dan 6.134 terluka sejak dimulainya perang di Gaza pada Oktober 2023.
Dikutip dari Haaretz, menurut data Kementerian Pertahanan, sejak perang dimulai, hampir 19.000 tentara yang terluka telah mulai menerima perawatan dari Departemen Rehabilitasi. Dari jumlah tersebut, sekitar 10.000 di antaranya menderita trauma psikologis.
Mereka bergabung dengan lebih dari 7.500 klaim PTSD baru dari perang-perang sebelumnya, termasuk Perang Yom Kippur 1973, yang diajukan sejak 7 Oktober 2023.
Secara total, Departemen Rehabilitasi saat ini merawat lebih dari 80.000 orang yang dianggap cedera akibat perang, jumlah tertinggi dalam sejarah Israel. Jumlah ini termasuk lebih dari 26.000 orang yang membutuhkan perawatan mental.
Pada tahun 2028, angka tersebut diperkirakan akan mencapai 100.000, dengan setengahnya kemungkinan menderita cedera psikologis. Sumber di Departemen Rehabilitasi mengaku kesulitan dalam menyediakan perawatan yang memadai bagi semua orang.
"Kami menghadapi krisis,” kata seorang pegawai departemen tersebut dikutip dari Haaretz pada Senin (4/8).
Masalah yang paling mendesak adalah tidak cukupnya tenaga rehabilitasi, kurangnya psikolog, dan minimnya jumlah psikiater. Menurut sumber di departemen, perselisihan dengan Kementerian Keuangan dan Komisi Aparatur Sipil Negara mengenai persetujuan anggaran juga terus berdampak pada perekrutan.
Militer Israel juga menyelidiki setiap kasus bunuh diri para tentaranya. Analisis dilakukan dengan cara memeriksa catatan perpisahan hingga wawancara dengan ornag-orang terdekat para prajurit.
Temuan militer Israel menunjukkan sebagian besar kasus bermula dari pertempuran yang panjang, pengalaman traumatis di medan perang, hingga beban psikologis karena kehilangan rekan.
"Ini merupakan akibat dari realitas kompleks yang diciptakan oleh perang di Gaza. Perang memiliki konsekuensi," demikian pernyataan seorang pejabatg senior militer kepada kantor berita KAN.
Catatan Redaksi: Berita ini disusun dengan tujuan memberikan informasi, bukan untuk memicu atau mendorong tindakan bunuh diri. Jika Anda atau orang terdekat mengalami pikiran atau kecenderungan untuk melakukan bunuh diri, segera cari bantuan dari profesional atau hubungi layanan darurat.