Tak Sekadar Lari, Rupiah Borobudur Playon 2025 Dorong UMKM dan Wisata Digital

Muchamad Nafi
28 Juli 2025, 05:57
Rupian Borobudur Playon 2025
Katadata
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, kembali menjadi panggung acara istimewa bertajuk Rupiah Borobudur Playon (RBP) 2025: Lari untuk Berbagi. Gelaran tahunan ini bukan hanya soal keringat dan garis finish, tapi juga menjadi motor penggerak ekonomi lokal, literasi keuangan, hingga digitalisasi sistem pembayaran.

Tahun ini, panitia memprediksi perputaran uang yang tercipta di kawasan Borobudur dan sekitarnya akan mencapai sekitar Rp 7 miliar. Angka ini melonjak dibandingkan tahun lalu yang tercatat sekitar Rp 5 miliar. Uang itu masuk di sektor perdagangan, hotel, dan restoran.

Insya Allah tahun ini akan meningkat sampai Rp 7 miliar,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, Minggu 27 Juli 2025.

Peningkatan ini sejalan dengan jumlah peserta yang melonjak. Tahun lalu, ada sekitar 3.500 pelari yang ikut meramaikan. Tahun ini, jumlahnya naik menjadi lebih dari 4.000 pelari. Sejak pertama kali digelar pada 2023 dengan hanya 2.000 pelari, RBP terus menarik perhatian hingga kini menjadi agenda resmi sport tourism Jawa Tengah.

Di balik acara lari sejauh 5 km dan 10 km ini, kata Asisten Daerah Setda Provinsi Jateng, Sujarwanto, ada misi yang lebih besar yaitu memperkuat literasi cinta, bangga, dan paham rupiah; mendorong transaksi digital lewat QRIS; serta mendukung UMKM. Harapannya, pariwisata hidup, uang berputar, UMKM dan pelaku usaha bergerak.

Untuk itu, seluruh biaya registrasi peserta –Rp 175.000 untuk jarak 5 km dan Rp 225.000 untuk jarak 10 km – didedikasikan untuk pengembangan sarana dan prasarana kesejahteraan masyarakat sekitar Candi Borobudur. Dari ribuan peserta, dana yang terkumpul pun mencapai Rp 612 juta, seluruhnya untuk mendukung warga sekitar.

Selain lomba lari, RBP 2025 juga menyuguhkan pameran UMKM, edukasi perlindungan konsumen, hingga sosialisasi penggunaan QRIS. Tidak berhenti di situ, ada pula inovasi baru seperti QRIS Tap yang memanfaatkan teknologi NFC agar pembayaran cukup “tap” dan transaksi langsung selesai. Ditambah lagi, ada QRIS Cross-Border yang memudahkan wisatawan dari negara mitra seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura untuk bertransaksi di Indonesia dengan aplikasi pembayaran negara asal mereka.

Tak hanya soal lari dan pameran UMKM, ada pula Awarding Ceremony Jasirah Race 2025. Perlombaan ini jadi pengalaman unik bagi 20 tim peserta yang menuntaskan tantangan di lima kota – Semarang, Tegal, Purwokerto, Solo, dan Yogyakarta – dengan menumpang kereta api. Menggabungkan wisata sejarah, digitalisasi, dan sistem pembayaran modern, kegiatan ini resmi dimulai pada 25 Juli 2025 dan dibuka langsung oleh Gubernur Jateng bersama Kepala Perwakilan BI serta sejumlah pejabat daerah.

Kemeriahan Jasirah Race 2025 bahkan membuahkan penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai Kunjungan Wisata Sejarah Menggunakan Kereta Api Menempuh Jarak Terpanjang, lebih dari 600 km. Di balik suksesnya acara ini, ada kolaborasi luas dengan PT Kereta Api Indonesia, GoTo Indonesia, Garuda Indonesia, pelaku UMKM, hotel, hingga komunitas lokal.

Program literasi juga diperluas lewat peresmian Nota Kesepakatan baru yang memasukkan materi edukasi rupiah dan sistem pembayaran ke kurikulum SD dan SMP di delapan daerah: Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Magelang, Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, Kota Surakarta, Kota Tegal, dan Kabupaten Banyumas. Program yang dimulai 2024 di tingkat SMA/SMK/SLB ini kini diperluas agar literasi keuangan bisa ditanamkan sejak dini.

Rahmat menambahkan, kegiatan ini selaras dengan target BI untuk mendorong pembayaran non-tunai dan membangun generasi muda yang cakap keuangan digital. Di samping aspek ekonomi, RBP 2025 juga mengusung semangat sosial. Sejak awal, semangat “Lari untuk Berbagi” menjadi jantung kegiatan ini. Setiap langkah ribuan pelari bukan hanya demi kebugaran, tetapi juga memberi dampak langsung untuk kesejahteraan masyarakat sekitar Borobudur.

Keberhasilan ini jadi bukti nyata bahwa kolaborasi pemerintah daerah, Bank Indonesia, sektor swasta, dan masyarakat mampu menciptakan manfaat berkelanjutan. Bukan hanya mendorong angka pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memperkuat ekosistem pariwisata, memajukan UMKM, dan memasyarakatkan transaksi digital.

Dengan semangat “ayo belanja, ayo berolahraga, dan ayo sukseskan pemulihan ekonomi”, Rupiah Borobudur Playon 2025 menjadi lebih dari sekadar ajang lari. Menurut Bank Indonesia, ia wujud nyata cinta terhadap rupiah, kebanggaan pada budaya, dan upaya memahami pentingnya perputaran ekonomi untuk masa depan bersama.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...