Profil Kartini Sjahrir Calon Dubes RI untuk Jepang, Pernah Bertugas di Argentina


Adik kandung Luhut Binsar Pandjaitan, Nurmala Kartini Sjahrir menjadi calon duta besar Republik Indonesia untuk Jepang. Kartini telah menjalani fit and proper test atau uji kepatutan dan kelayakan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Sabtu (5/7).
Wanita dengan nama lengkap Nurmala Kartini Pandjaitan Sjahrir lahir di Silaen (Huta Namora), Toba, Sumatera Utara, 1 Februari 1950. Ia merupakan ibu kandung dari Chief Investment Office (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir.
Kartini dikenal sebagai antropolog, diplomat, akademisi, feminis, dan aktivis lingkungan. Dia meraih gelar S1 Antropologi dari Universitas Indonesia pada 1976, sebelum akhirnya melanjutkan pendidikan S1 dan S2 Antropologi di Boston University.
Kartini pernah menjadi dosen UI, peneliti di LIPI (Leknas), editor Yayasan Obor dan Jurnal Ecfin. Ia juga terkenal aktif berorganisasi sejak masa kuliah. Dia merupakan Ketua Mapala UI (1975) serta wanita pertama yang menjadi Ketua Umum Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI).
Kartini juga merupakan pendiri dan ketua Yayasan Kebun Binatang Ragunan, Suara Ibu Peduli (SIP), Yayasan Rumah Ibu (menangani kekerasan dalam rumah tangga), Yayasan Lingkungan Sejahtera (Yasalira), serta Ketua Umum Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PIB) periode 2007–2011.
Pada era pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), dia didapuk menjadi Duta Besar RI untuk Argentina, merangkap Paraguay & Uruguay (10 Agustus 2010 – 2014).
Kartini juga menerima penghargaan tertinggi yang diberikan oleh Pemerintah Argentina, Order de Mayo el Mérito en el Grado Gran Cruz, pada 2014. Penghargaan ini diberikan pemerintah Argentina kepada individu atau kelompok yang telah berjasa luar biasa bagi kemanusiaan dan kepentingan Negeri Tango itu.
Ia juga merupakan Senior Advisor bidang perubahan iklim di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (2015–2019) dan mewakili Indonesia di ASEAN Institute for Peace and Reconciliation (2018–2020).
Istri ekonom mendiang Sjahrir itu dikenal.aktif dalam advokasi lingkungan: mangrove, sampah plastik, dan perubahan iklim. Ia juga terlibat dalam konferensi nasional dan internasional (UN HR Council, COP Madrid 2019).
Dia juga menulis buku 'Ragam Ni Si Marian', sebuah novel yang menceritakan peran serta kondisi wanita pada masa kebangkitan nasional sampai pasca terbentuknya RI pada selang 1900-1956, serta 'Rumah Janda II', yang mengangkat isu janda dan perempuan.