Wamentan Sudaryono Terpilih Jadi Ketua HKTI, Kebut Target Swasembada Pangan


Wakil Menteri Pertanian Sudaryono resmi ditetapkan sebagai Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) periode 2025-2030 dalam Musyawarah Nasional ke-10. Sudaryono mengatakan jabatan ini merupakan tanggung jawab besar yang justru semakin memicu semangatnya.
Menurut Sudaryono, peran aktif HKTI di bawah kepemimpinannya akan sangat membantu dalam menjalankan tugasnya sebagai wakil menteri pertanian. Terlebih lagi saat ini ia mengemban amanat langsung dari Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan swasembada pangan.
“Dengan aktifnya HKTI ini, bisa menambah kemudahan, kelancaran, dan mengakselerasi segala hal yang selama ini mungkin dianggap sulit,” Sudaryono usai Munas seperti dikutip Kamis (26/6).
Sudaryono juga menyampaikan kepengurusan baru yang terpilih sekaligus mengakhiri dualisme kepemimpinan di tubuh HKTI. Melalui Munas ke-10 ini, kedua kubu HKTI telah sepakat untuk bersatu dan menyatukan diri dalam satu HKTI. "Tidak akan ada lagi dualisme setelah ini, insyaallah,” tuturnya.
Sebelumnya HKTI sempat mengalami perpecahan menjadi dua kubu sejak Munas ke-7 pada 2010. Pada saat itu, organisasi terpecah menjadi dua faksi, yaitu kubu yang dipimpin oleh Prabowo Subianto dan kubu Oesman Sapta Odang. Meskipun Mahkamah Agung (MA) melalui putusan kasasinya menetapkan Prabowo sebagai Ketua Umum HKTI untuk periode 2010-2015, Oesman Sapta Odang tetap mengklaim sebagai pimpinan HKTI.
Perpecahan ini kemudian berlanjut pada kepemimpinan berikutnya, di mana Fadli Zon menjadi penerus Prabowo menjadi Ketua Umum HKTI periode 2015-2020 dan 2020-2025, dan Moeldoko menjadi penerus Oesman. Sudaryono pun memohon dukungan dari seluruh pihak agar HKTI yang telah bersatu ini dapat bersama-sama mendukung kelancaran program swasembada dan tujuan kedaulatan pangan nasional.
Dengan bersatunya HKTI di bawah kepemimpinannya, Sudaryono melihat organisasi yang telah berdiri sejak 1973 ini sebagai pasukan besar yang akan membuat barisan Kementerian Pertanian, dinas pertanian, dan para penyuluh.
“Itu artinya ketambahan pasukan dalam satu rantai komando, bukan beda komando, ini satu ketua, satu kebijakan, satu perintah, satu surat edaran,” ucapnya.
Melalui integrasi, Sudaryono optimistis target swasembada pangan dan kedaulatan pangan yang dicanangkan Presiden dapat tercapai lebih cepat. Ia juga berharap produktivitas nasional akan melonjak, mengurangi ketergantungan pada impor, bahkan membuka peluang ekspor.