Kasus Covid-19 Meledak di Asia, Kemenkes Minta RS dan Puskesmas Siaga

Muhamad Fajar Riyandanu
2 Juni 2025, 15:20
Sejumlah penumpang kapal feri dari Malaysia menggunakan masker setibanya di Pelabuhan Pelindo Dumai, Riau, Sabtu (24/5/2025).
ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/foc.
Sejumlah penumpang kapal feri dari Malaysia menggunakan masker setibanya di Pelabuhan Pelindo Dumai, Riau, Sabtu (24/5/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Lonjakan kasus Covid-19 kembali terjadi di sejumlah negara Asia belakangan ini. Tren kenaikan kasus dipicu oleh penyebaran varian baru sepeti JN.1 dan subvarian NB.1.8.1. Meskipun gejalanya yang ditimbulkan umumnya ringan, peningkatan kasus telah memicu kewaspadaan di sejumlah kawasan tertentu, antara lain di India, Thailand, Hong Kong, dan Singapura.

India melaporkan lonjakan pasien Covid-19 gejala ringan pada kelompok usia anak-anak dan lansia komorbid di Kolkata, Benggala Barat. Beberapa rumah sakit swasta di kawasan tersebut mulai memperluas kapasitas unit layanan untuk penanganan pasien terpapar Covid-19.

Pemerintah India mencatat adanya lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah negara bagian seperti Maharashtra, Kerala, Tamil Nadu, dan Gujarat. Hingga 19 Mei 2025, India melaporkan 257 kasus aktif, yang sebagian besar ringan dan tidak memerlukan rawat inap.

Melansir pemberitaan The Times of India, para pasien rumah sakit yang menderita penyakit pernafasan seperti serangan asma, bronkitis kronis, penyakit paru obstruktif kronis maupun gangguan pernapasan lainnya juga diperingatkan berada dalam risiko lebih tinggi tertular Covid-19.

Direktur Pulmonologi Rumah Sakit Calcutta Medical Research Institute (CMRI) Kolkata, Raja Dhar, menyampaikan bila kasus terus meningkat seperti saat ini maka banyak pasien berisiko mengalami gejala berat.

“Karena lansia dan anak-anak lebih rentan, jumlah pasien yang terdampak bisa membengkak dan menyebabkan peningkatan kasus berat. Oleh karena itu, kita perlu mengisolasi kasus positif untuk menghentikan penularan serta meningkatkan pengujian, upaya pencegahan, dan fasilitas isolasi,” kata Raja Dhar, dikutip Senin (2/6).

Menurutnya, saat ini ada lima pasien Covid-19 yang dirawat di RS CMRI. Pihak rumah sakit pun telah menyiapkan 14 tempat tidur dan dapat menambah hingga 32 tempat tidur jika diperlukan.

Situasi tren kenaikan positif Covid-19 juga terjadi di Singapura dan Hong Kong. redcliffelabs.com mengabarkan Singapura telah melaporkan peningkatan kasus Covid-19 dari 11.100 menjadi 14.200 orang pada 3 Mei 2025.

Peningkatan hingga 28% ini juga menyebabkan lonjakan jumlah pasien rawat inap. Namun, pasien yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU) relatif stabil.

Thailand juga melaporkan peningkatan kasus terpapar Covid-19 dengan temuan lebih dari 71 ribu orang terinfeksi dan 19 kematian antara 1 Januari dan 14 Mei 2025. Varian XEC, strain rekombinan Omicron, telah diidentifikasi sebagai faktor utama dalam lonjakan ini.

Cina juga tengah mengalami lonjakan kasus Covid-19 varian B.1.8.1. Varian tersebut merupakan turunan dari varian JN.1. Varian ini menular dengan cepat, tetapi data terkini menunjukkan varian ini tidak menyebabkan penyakit parah.

Imbauan Kementerian Kesehatan

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merilis Surat Edaran (SE) Nomor SR.03.01/C/1422/2025 tentang Kewaspadaan Terhadap Peningkatan Kasus Covid-19. Penerbitan surat tertanggal 23 Mei itu bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap Covid-19 maupun penyakit potensial KLB/ Wabah lainnya bagi Dinas Kesehatan, UPT Bidang Kekarantinaan Kesehatan, UPT Bidang Laboratorium Kesehatan Masyarakat, Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan para pemangku kepentingan lainnya.

Surat edaran itu juga memberikan keterangan singkat mengenai situasi Covid-19 di Indonesia. Memasuki minggu ke-20, menunjukkan tren penurunan kasus konfirmasi mingguan dari 28 kasus pada minggu ke-19 menjadi 3 kasus pada minggu ke-20 atau positivity rate 0,59%, dengan varian dominan MB.1.1.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit Kemenkes, Murti Utami, menyampaikan sejumlah aturan terkait dengan peningkatan kasus Covid-19 di negara kawasan Asia. Dalam surat edaran tersebut, instansi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, dan puskesmas diminta untuk memantau perkembangan situasi dan informasi global terkait kejadian Covid-19 melalui kanal resmi pemerintah dan WHO.

Kemenkes juga meminta rumah sakit dan puskesmas untuk meningkatkan pelaporan ILI/SARI/Pneumonia/Covid-19 melalui pelaporan rutin Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) melalui link https://skdr.surveilans.org dan/atau surveilans sentinel ILI-SARI.

Jika terjadi peningkatan kasus potensial KLB, segera melapor dalam waktu kurang dari 24 jam ke dalam laporan Surveilans Berbasis Kejadian/Event Based Surveillance (EBS) di aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) atau Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) di nomor Telp./WhatsApp 0877-7759-1097.

Selain itu, rumah sakit dan puskesmas juga diminta untuk meningkatkan kemampuan pelayanan rujukan pada rumah sakit jejaring pengampuan pelayanan penyakit infeksi emerging serta memasifkan promosi kesehatan kewaspadaan Covid-19 di masyarakat.

Adapun promosi kesehatan yang dimaksud adalah menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat, cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun atau menggunakan hand sanitizer, menggunakan masker bagi masyarakat yang sakit atau jika berada di kerumunan, dan segera ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala infeksi saluran pernafasan dan ada riwayat kontak dengan faktor risiko.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...