Top News: CDIA Siap IPO dan Bimo Wijayanto Calon Dirjen Pajak

Agus Dwi Darmawan
21 Mei 2025, 08:54
Top News: CDIA Siap IPO dan Bimo Calon Dirjen
Manajemen CDIA
Top News: CDIA Siap IPO dan Bimo Calon Dirjen
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Berikut ini adalah ringkasan berita-berita terbaik yang menjadi tren kemarin, dirangkum untuk memberikan Anda informasi terkini seputar perkembangan ekonomi dan bisnis. Kami akan menyoroti berbagai peristiwa penting, mulai dari kinerja perusahaan hingga kebijakan ekonomi yang berpengaruh. Simak selengkapnya untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif.

Ringkasan ini mencakup analisis mendalam mengenai potensi IPO Chandra Daya (CDIA), anak usaha TPIA milik Prajogo Pangestu, serta profil Bimo Wijayanto, alumni Tarnus yang menjadi kandidat kuat Dirjen Pajak. Selain itu, kami akan membahas dampak pernyataan The Fed terhadap nilai tukar Rupiah.

Tidak ketinggalan, kami juga akan mengulas prediksi saham Petrindo (CUAN) dan rencana ekspansi PGEO ke dua lini bisnis baru, termasuk uji laboratorium. Kelima berita ini menjadi perbincangan hangat di kalangan pelaku pasar dan pengamat ekonomi kemarin. 

Bedah Kinerja Chandra Daya (CDIA), Anak Usaha TPIA Emiten Prajogo yang Siap IPO


PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) berencana melakukan IPO untuk anak usahanya, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDI), dengan kode ticker CDIA. IPO ini diperkirakan akan mengumpulkan dana segar sebesar Rp 2,37 triliun melalui penawaran 12,48 miliar saham dengan harga sekitar Rp 190 per lembar. Enam perusahaan sekuritas telah ditunjuk sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek untuk IPO ini.

Chandra Daya Investasi (CDI) bergerak di bidang investasi infrastruktur seperti listrik, air, dan pelabuhan, dengan 70% saham dimiliki oleh TPIA. Meskipun pendapatan CDI pada kuartal I 2025 mengalami penurunan dibandingkan akhir tahun 2024, laba tahun berjalan dan total aset mengalami peningkatan. Laba CDI melonjak signifikan sepanjang 2024 dengan kenaikan 2.167% dibandingkan tahun sebelumnya.

Tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang strategi IPO ini dan bagaimana dampaknya terhadap Chandra Asri dan pasar modal Indonesia? Baca berita selengkapnya.

Profil Bimo Wijayanto, Alumni Tarnus Calon Dirjen Pajak dengan Harta Rp 6,67 M


Bimo Wijayanto, alumni SMA Taruna Nusantara dan peraih gelar doktor dari University of Canberra, menjadi kandidat kuat Direktur Jenderal Pajak. Ia memiliki pengalaman panjang di pemerintahan, mulai dari Ditjen Pajak, Kantor Staf Presiden, hingga Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Selain itu, Bimo juga menjabat sebagai Komisaris Independen di PT Phapros Tbk.

Berdasarkan LHKPN tahun 2021, total kekayaan Bimo mencapai Rp 6,67 miliar, didominasi oleh properti di Yogyakarta dan sekitarnya, serta sebuah Toyota Fortuner. Kekayaannya terus meningkat dari tahun 2019 hingga 2021 tanpa adanya utang yang dilaporkan. Lalu, apa yang membuat kekayaan Bimo bertambah dari tahun ke tahun?. Klik link berita berikut untuk membaca kelanjutannya

Pernyataan The Fed Soal Suku Bunga AS Berpeluang Melemahkan Rupiah Hari Ini


Rupiah berhasil menguat terhadap dolar AS dalam beberapa hari terakhir, namun penguatan ini terancam terganggu hari ini akibat pernyataan hawkish dari pejabat The Fed yang mengkhawatirkan inflasi dan menunda pemangkasan suku bunga hingga September 2025. Bank Sentral AS juga mewaspadai pemangkasan peringkat utang oleh Moody's. Analis memprediksi rupiah akan berada di kisaran 16.400 hingga 16.500 per dolar AS.


Meskipun ada potensi pelemahan, pengamat melihat peluang penguatan rupiah hari ini, dengan perkiraan fluktuasi antara 16.370 hingga 16.440 per dolar AS. Fokus pasar saat ini tertuju pada sinyal ekonomi mendatang, termasuk pertemuan Reserve Bank of Australia, data inflasi konsumen Jepang, dan pidato dari pejabat Federal Reserve, serta pertumbuhan industri Cina yang melebihi ekspektasi. Apakah rupiah mampu mempertahankan momentum penguatannya di tengah ketidakpastian global? Temukan jawabannya dengan membaca artikel selengkapnya!. Klik link berita berikut untuk membaca kelanjutannya

Saham Emiten Prajogo Pangestu, Petrindo (CUAN) Diramal Tembus 16.100


Saham CUAN, milik emiten afiliasi Prajogo Pangestu, menunjukkan performa yang mengesankan dengan potensi mencapai Rp 16.100 sebelum stocksplit. Kenaikan signifikan ini didukung oleh valuasi yang dianggap diskon, akuisisi strategis, cadangan batu bara yang kuat, dan rencana ekspansi ke sektor tambang emas dan pasir silika.

Kinerja keuangan CUAN pada tahun 2024 juga sangat positif, dengan lonjakan laba bersih sebesar 929,28% dan pendapatan yang naik 718,56%. Hal ini didukung oleh penjualan batu bara, konstruksi, rekayasa, dan jasa pertambangan, serta pelanggan besar seperti PT Freeport Indonesia dan PT Kideco Jaya Agung. Lalu, apa yang membuat CUAN mengumumkan pembagian dividen perdana?. Simak htmlberita selengkapnya

PGEO Berencana Ekspansi Dua Lini Bisnis Baru, Salah Satunya Uji Laboratorium


PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) berencana memperluas bisnisnya dengan membuka jasa pengujian laboratorium dan komersialisasi alat ukur fluida dua fasa. Rencana ini diajukan untuk mendapatkan persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 3 Juni 2025. Perseroan telah menunjuk Kantor Jasa Penilai Publik Ruky, Safrudin & Rekan (RSR) untuk melakukan studi kelayakan bisnis yang menunjukkan kelayakan finansial untuk dijalankan.

Analisis RSR memproyeksikan bahwa bisnis jasa uji laboratorium akan mulai mencatatkan penjualan pada tahun 2026 dan mengalami pertumbuhan signifikan di tahun 2027. Manajemen PGEO berharap ekspansi ini akan meningkatkan keuntungan perusahaan dan mendukung kebutuhan energi nasional. Lalu, berapa perkiraan waktu balik modal investasi awal untuk bisnis baru ini?. Klik link berita berikut untuk membaca kelanjutannya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Aryo Widhy Wicaksono

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...