19 Anak Muda Pamerkan Inovasi Lingkungan hingga Kesenjangan Sosial di AYC 2025


Sebanyak 19 pemuda dari berbagai daerah di Indonesia mempresentasikan inisiatif sosial dan lingkungan dalam panel Ashoka Young Changemaker (AYC) 2025.
Direktur Regional Ashoka untuk Asia Tenggara, Nani Zulminarni, menyatakan umumnya orang muda dipersiapkan untuk terjun aktif ke kehidupan sosial saat mereka telah lulus SMA atau ketika mengenyam pendidikan tinggi, seperti melalui program magang.
“Namun di Ashoka, kami percaya bila kita perlu melibatkan orang muda dalam mempraktikkan pembuatan perubahan di komunitas mereka sejak muda, sehingga mereka akan menemukan kekuatan dalam dirinya,” ujar Nani, dalam acara Ashoka Young Changemaker 2025, di kawasan Jakarta Pusat, Jumat (25/4).
Nani mencatat, para finalis berusia 12–20 tahun ini terpilih dari 356 pelamar melalui proses seleksi dan wawancara oleh tim Ashoka Indonesia dan Ashoka global. Menurutnya, mereka menunjukkan berbagai inovasi yang menyasar isu kesenjangan sosial, pendidikan, lingkungan, hingga inklusi disabilitas.
Salah satu finalis dari Jambi, Kanaya M, memperkenalkan gerakan Edukasi Berjalan untuk mengedukasi anak-anak komunitas marjinal. Selain itu, ada pula inovasi gerakan Jabar Tapa untuk membentuk remaja tanggap bencana, yang diperkenalkan oleh Rana, finalis asal Bandung.
Finalis termuda berasal dari Jakarta, Hanna yang masih berusia 12 tahun, mempromosikan kebiasaan membaca lewat gerakan Jadikan Buku Teman Baikmu.
Tak hanya itu, Ashoka juga merangkul anak muda disabilitas. Seperti, Febriand dari Surabaya yang menggagas Black Screen, platform film bagi remaja disabilitas.
Selain mereka, 15 finalis lain turut menampilkan inisiatif dari berbagai wilayah, antara lain:
- Andhika S. (15) – Generasi Inspiratif Muda, Jambi
- Anisa M. (20) – Inovasi Kata Karsa, Kubu Raya
- Avhinza P. (17) – Sekolah Damai, Bandar Lampung
- Chelsea G. (19) – Eco Oil, Surabaya
- Danendra F. (18) – Panoramind, Boyolali
- Grestine D. (19) – PARTY, Semarang
- Izzudin A. (18) – Langgar Mu, Kediri
- Maylyn F. (16) – Educe, Bandung
- Michelle K. (17) – Book Buddies, Bekasi
- Nadia M. (19) – Daur Karbon, Yogyakarta
- Putri L. (18) – Walice, Bandung
- Reva F. (14) – Intensifikasi Bunga Telang, Surabaya
- Salwa K. (14) – Readocil & Grandung, Jakarta
- Tsani R. (17) – Green Circle Sustainability, Yogyakarta
- Yugo S. (16) – Buta Digital Indonesia, Surabaya
Ashoka menggandeng 12 juri lintas sektor sebagai penilai masing-masing inisiatif peserta, seperti CEO Tempo.co Wahyu Dhyatmika, Direktur William & Lily Foundation Michele Soeryadjaya, dan perwakilan dari Plan International Indonesia, Amartha, Majalah Bobo, hingga dunia akademik dan.
Adapun Ashoka Young Changemaker merupakan bagian dari gerakan global "Everyone a Changemaker" yang mendorong kepemimpinan dan empati di kalangan anak muda.